Manado – Mencermati kondisi kesehatan kebangsaan dewasa Ini, dimana radikalisme terhadap dasar negara semakin sering terjadi bersamaan dengan maraknya tindakan terorisme yang kini telah merambat hingga ke daerah tercinta kita yakni Sulawesi Utara.
DPD KNPI Manado menggelar Dialog Publik, dengan mengangkat tema “Penguatan Peran Pemuda Sulut Melalui Konsolidasi Lintas Organisasi Untuk Mencegah Radikalisme”, di Hotel Aston, Rabu (25/01/2017).
Dr. Ferry Liando, SIP., M.Si selaku narasumber menerangkan, radikalisme dapat dilihat dari pandangan sosiologi politik (pemerintahan), adanya gerakan sosial yang menghendaki stuktur sosial di tengah masyarakat.
Erick G Kawatu, SE., MM sebagai Ketua KNPI Manado mengatakan, banyak berita dari media yang tidak terdaftar di dewan pers tanpa melihat kredibilitas media tersebut padahal banyak media dibuat untuk menciptakan isu sarah, serta paham radikalisme.
“Kita selaku pemuda harus menekan hal-hal seperti ini melalui: Pemuda, Pelopor, Pratriot, Pluarlisme (P40), radikalisme memang sudah lama, tapi sampai sekarang mazih menggangu NKRI, organisasi kepemudaan adalah garda terdepan untuk menekan paham radikalisme,” ungkap Erick yang juga Komisioner KPID Sulut ini.
Kompol. Jefferson Batewa selaku pembicara perwakilan dari Kapolres Manado mengatakan, radikalisme adalah orang atau kelompok yang memaksakan kehendak dengan melangar aturan hukum yang berlaku. Radikalisme tidak melihat agama suku, ataupun ras.
“Polisi membutuhkan peran partisipasi masyarakat termasuk pemuda untuk menekan orang-orang mau menciptakan keonaran,” pungkas Jefferson Batewa
Peserta FGD terdiri dari berbagai kalangan yakni: Dispora Manado, KNPI Sulut, KNPI Manado, GMKI Manado, HMI MPO, KMHDI Sulut, Mahasiswa, Kodim 1309 Manado, KAMMI Manado, BT Fispol, Gemama Sulut, PMII Manado, API Kartini dan beberapa organisasi lainnya. (YohanesTumengkol)
Manado – Mencermati kondisi kesehatan kebangsaan dewasa Ini, dimana radikalisme terhadap dasar negara semakin sering terjadi bersamaan dengan maraknya tindakan terorisme yang kini telah merambat hingga ke daerah tercinta kita yakni Sulawesi Utara.
DPD KNPI Manado menggelar Dialog Publik, dengan mengangkat tema “Penguatan Peran Pemuda Sulut Melalui Konsolidasi Lintas Organisasi Untuk Mencegah Radikalisme”, di Hotel Aston, Rabu (25/01/2017).
Dr. Ferry Liando, SIP., M.Si selaku narasumber menerangkan, radikalisme dapat dilihat dari pandangan sosiologi politik (pemerintahan), adanya gerakan sosial yang menghendaki stuktur sosial di tengah masyarakat.
Erick G Kawatu, SE., MM sebagai Ketua KNPI Manado mengatakan, banyak berita dari media yang tidak terdaftar di dewan pers tanpa melihat kredibilitas media tersebut padahal banyak media dibuat untuk menciptakan isu sarah, serta paham radikalisme.
“Kita selaku pemuda harus menekan hal-hal seperti ini melalui: Pemuda, Pelopor, Pratriot, Pluarlisme (P40), radikalisme memang sudah lama, tapi sampai sekarang mazih menggangu NKRI, organisasi kepemudaan adalah garda terdepan untuk menekan paham radikalisme,” ungkap Erick yang juga Komisioner KPID Sulut ini.
Kompol. Jefferson Batewa selaku pembicara perwakilan dari Kapolres Manado mengatakan, radikalisme adalah orang atau kelompok yang memaksakan kehendak dengan melangar aturan hukum yang berlaku. Radikalisme tidak melihat agama suku, ataupun ras.
“Polisi membutuhkan peran partisipasi masyarakat termasuk pemuda untuk menekan orang-orang mau menciptakan keonaran,” pungkas Jefferson Batewa
Peserta FGD terdiri dari berbagai kalangan yakni: Dispora Manado, KNPI Sulut, KNPI Manado, GMKI Manado, HMI MPO, KMHDI Sulut, Mahasiswa, Kodim 1309 Manado, KAMMI Manado, BT Fispol, Gemama Sulut, PMII Manado, API Kartini dan beberapa organisasi lainnya. (YohanesTumengkol)