Abdul Wahid Ibrahim
Manado – Penasehat Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN), DPRD Manado, Abdul Wahid Ibrahim menegaskan, berdasarkan pengamatan pihaknya, realisasi program kesehatan di Kota Manado tidak maksimal dalam pelaksanaannya.
Hal ini disebabkan, sebagian besar puskesmas-puskesmas yang berada di Kota Manado, tidak layak untuk melayani masyarakat ketika membutuhkan perawatan nginap.
“Kenapa kami katakan tidak maksimal? Dari segi peralatan saja yang berada di puskesmas-puskesmas belum memadai. Padahal, tiap tahunnya, dianggarakan perbaikan infrastruktur bangunan puskesmas serta belanja peralatannya,” kata Wahid.
Mantan tukang ojek yang dipercaya warga masyarakat sebagai wakil rakyat ini pun berpendapat, ketidaksuksesan pemerintah kota dibidang kesehatan, dilihat dari banyaknya warga yang mengunjungi puskesmas.
“Seharusnya, puskesmas menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan di Kota Manado. Karena, Manado belum memiliki RSUD. Nah, dilihat dari banyaknya warga yang datang di puskesmas, sangat sedikit dibandingkan langsung mendatangi RS. Bisa dikatakan, masyarakat masih kurang percaya terhadap pelayanan di puskesmas,” ungkapnya lagi.
Ditambahkan Wahid, jumlah dokter yang ditugaskan di puskesman pun terbilang masih kurang. Sehingga pelayanan di puskesmas sangat terlambat. Dan inilah yang menjadi salah satu penyebab lainnya, kurang minatnya masyarakat atas pelayanan di puskesmas.
“Saya lihat dokter di setiap puskesmas hanya satu atau dua orang saja. Bahkan ada poli gigi tanpa dokter dan peralatan penunjang yang kurang memadai,” ujar Wahid.
Meski begitu, dirinya memberikan apresiasi terhadap program kesehatan gratis atau lebih dikenal UC (Universal Coverage) yang dampaknya sangat positif dirasakan masyarakat.
“Saya kira, dengan adanya program UC, warga sangat terbantu. Tapi pelayanan kesehatan ini tentunya perlu ditingkatkan. Dalam artian, pelayanan terbaik harus dimulai dari puskesmas-puskesmas, agar masyarakat tidak menumpuk di RS-RS yang menjalin kerjasama dengan pemerintah. Sebenarnya, hal ini akan kami sampaikan dalam paripurna LKPJ AMJ. Tapi sayangnya fraksi tidak mendapatkan kesempatan menyampaikan penilaian terhadap realisasi dari program-program pemerintah kota,” tandasnya. (leriandokambey)
Abdul Wahid Ibrahim
Manado – Penasehat Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN), DPRD Manado, Abdul Wahid Ibrahim menegaskan, berdasarkan pengamatan pihaknya, realisasi program kesehatan di Kota Manado tidak maksimal dalam pelaksanaannya.
Hal ini disebabkan, sebagian besar puskesmas-puskesmas yang berada di Kota Manado, tidak layak untuk melayani masyarakat ketika membutuhkan perawatan nginap.
“Kenapa kami katakan tidak maksimal? Dari segi peralatan saja yang berada di puskesmas-puskesmas belum memadai. Padahal, tiap tahunnya, dianggarakan perbaikan infrastruktur bangunan puskesmas serta belanja peralatannya,” kata Wahid.
Mantan tukang ojek yang dipercaya warga masyarakat sebagai wakil rakyat ini pun berpendapat, ketidaksuksesan pemerintah kota dibidang kesehatan, dilihat dari banyaknya warga yang mengunjungi puskesmas.
“Seharusnya, puskesmas menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan di Kota Manado. Karena, Manado belum memiliki RSUD. Nah, dilihat dari banyaknya warga yang datang di puskesmas, sangat sedikit dibandingkan langsung mendatangi RS. Bisa dikatakan, masyarakat masih kurang percaya terhadap pelayanan di puskesmas,” ungkapnya lagi.
Ditambahkan Wahid, jumlah dokter yang ditugaskan di puskesman pun terbilang masih kurang. Sehingga pelayanan di puskesmas sangat terlambat. Dan inilah yang menjadi salah satu penyebab lainnya, kurang minatnya masyarakat atas pelayanan di puskesmas.
“Saya lihat dokter di setiap puskesmas hanya satu atau dua orang saja. Bahkan ada poli gigi tanpa dokter dan peralatan penunjang yang kurang memadai,” ujar Wahid.
Meski begitu, dirinya memberikan apresiasi terhadap program kesehatan gratis atau lebih dikenal UC (Universal Coverage) yang dampaknya sangat positif dirasakan masyarakat.
“Saya kira, dengan adanya program UC, warga sangat terbantu. Tapi pelayanan kesehatan ini tentunya perlu ditingkatkan. Dalam artian, pelayanan terbaik harus dimulai dari puskesmas-puskesmas, agar masyarakat tidak menumpuk di RS-RS yang menjalin kerjasama dengan pemerintah. Sebenarnya, hal ini akan kami sampaikan dalam paripurna LKPJ AMJ. Tapi sayangnya fraksi tidak mendapatkan kesempatan menyampaikan penilaian terhadap realisasi dari program-program pemerintah kota,” tandasnya. (leriandokambey)