Tomohon – Bagi seorang Jefferson Rumajar SE, sosok Jenny Langitan merupakan sosok yang sentral yang tak tergantikan dalam kehidupan pribadi dan keluarganya. Bahkan, mantan orang nomor satu di Kota Tomohon ini menyebutnya sebagai wonder women.
“Kami kakak-beradik ada empat laki-laki semua, bahkan jika ditambah ayah total seluruhnya ada lima. Jadi ibu kami ini satu-satunya wanita. Namun dengan segala kemampuannya boleh membina, mengayomi dan membesarkan kami anak-anaknya dan keluarga dengan baik meski kadang harus keras. Ibu kami adalah wonder woman. Tentu dengan kepergiannya, kami merasa sangat-sangat kehilangan. Dan sebagai manusia izinkan kami akan mengiringi segala kesedihan atas kepergian mama kami kembali ke rumah bapa,” ujar Epe, begitu kerap dirinya disapa dengan suara lirih menahan sedih saat membawakan sambutan saat malam penghiburan jajaran Pemkot Tomohon dan Jemaat GMIM Bait Lahim Talete I, Kamis (16/10/2014).
Diimaninya, ini merupakan rencana Tuhan di tengah keluarga besar Rumajar-Langitan. “Perjuangannya melawan penyakit sungguh luar biasa. Saya pernah meminta kepadanya saat menjalani cuci darah agar untuk sementara menghentikan aktivitasnya. Namun antara semangat dan fisik serta cara berpikir berbeda sehingga dirinya tetap aktif dalam berbagai kegiatan. Ibu saya selalu mempunyai semangat hidup. Kami ingin katakan perkara Tuhan yang dinyatakan dalam keluarga kami secara iman kami menerima. Tentu kami merasa sangat kehilangan dimana banyak suka duka yang dialami bersama ibu kami. Dan sekali lagi, izinkan kami keluarga mengiringi kepergian ibu kami ini dengan segala kesedihan,” ujarnya.
Epe sendiri, dari informasi yang dirangkum beritamanado.com, diberikan kesempatan untuk cuti menghadiri pemakaman ibunya yang rencanya akan dilaksanakan hari ini. “Diberikan kesempatan selama tiga hari sampai Minggu (19/10/2014), setelah itu kembali lagi,” ujar salah seorang kerabatnya. (ray)
Tomohon – Bagi seorang Jefferson Rumajar SE, sosok Jenny Langitan merupakan sosok yang sentral yang tak tergantikan dalam kehidupan pribadi dan keluarganya. Bahkan, mantan orang nomor satu di Kota Tomohon ini menyebutnya sebagai wonder women.
“Kami kakak-beradik ada empat laki-laki semua, bahkan jika ditambah ayah total seluruhnya ada lima. Jadi ibu kami ini satu-satunya wanita. Namun dengan segala kemampuannya boleh membina, mengayomi dan membesarkan kami anak-anaknya dan keluarga dengan baik meski kadang harus keras. Ibu kami adalah wonder woman. Tentu dengan kepergiannya, kami merasa sangat-sangat kehilangan. Dan sebagai manusia izinkan kami akan mengiringi segala kesedihan atas kepergian mama kami kembali ke rumah bapa,” ujar Epe, begitu kerap dirinya disapa dengan suara lirih menahan sedih saat membawakan sambutan saat malam penghiburan jajaran Pemkot Tomohon dan Jemaat GMIM Bait Lahim Talete I, Kamis (16/10/2014).
Diimaninya, ini merupakan rencana Tuhan di tengah keluarga besar Rumajar-Langitan. “Perjuangannya melawan penyakit sungguh luar biasa. Saya pernah meminta kepadanya saat menjalani cuci darah agar untuk sementara menghentikan aktivitasnya. Namun antara semangat dan fisik serta cara berpikir berbeda sehingga dirinya tetap aktif dalam berbagai kegiatan. Ibu saya selalu mempunyai semangat hidup. Kami ingin katakan perkara Tuhan yang dinyatakan dalam keluarga kami secara iman kami menerima. Tentu kami merasa sangat kehilangan dimana banyak suka duka yang dialami bersama ibu kami. Dan sekali lagi, izinkan kami keluarga mengiringi kepergian ibu kami ini dengan segala kesedihan,” ujarnya.
Epe sendiri, dari informasi yang dirangkum beritamanado.com, diberikan kesempatan untuk cuti menghadiri pemakaman ibunya yang rencanya akan dilaksanakan hari ini. “Diberikan kesempatan selama tiga hari sampai Minggu (19/10/2014), setelah itu kembali lagi,” ujar salah seorang kerabatnya. (ray)