TOMOHON, beritamanado.com – Wali Kota Tomohon Jimmy Eman SE Ak menghadiri IVA-Test bagi Pasangan Usia Subur (PUS) di Rumah Sakit Umum Daerah Anugerah Tomohon, Senin (16/07/2018).
Wali kota dalam sambutannya mengatakan kanker leher rahim merupakan jenis kanker yang menempati urutan teratas salah satu penyakit kanker yang membunuh wanita terbanyak di dunia, penyakit ini menjadi momok mengerikan bagi wanita Indonesia.
“Setiap wanita mempunyai peluang dan resiko yang sama untuk terkena kanker serviks, setiap harinya terdapat 40 orang wanita Indonesia didiagnosa menderita penyakit ini dan 25 persen wanita diantaranya meninggal. Tanda-tanda dan gejala kanker serviks begitu tersamar.”
“Banyak wanita tidak menyadari bahwa dirinya telah mengidap kanker serviks, hal ini dikarenakan perkembangan penyakit ini yang lambat sehingga jarang menunjukkan tanda-tanda dan gejala awal yang spesifik,” tuturnya.
Keganasan dan bahaya kanker serviks ini menurut Eman bisa menyerang wanita mana saja tidak memandang umur, ras dan golongan, karena itulah sangat disarankan untuk semua wanita Indonesia agar melakukan pemeriksaan PAP SMEAR minimal dua tahun sekali untuk mendeteksi adanya kelainan-kelainan atau gangguan pada sel-sel serviks.
“Pengobatan kanker serviks dapat dilakukan melalui stadium awal dapat dilakukan pembedahan terhadap jaringan yang mengandung sel kanker, pada stadium selanjutnya terapi dilakukan dengan radioterapi, kemoterapi maupun kemoradioterapi,” terang wali kota.
(ReckyPelealu)
TOMOHON, beritamanado.com – Wali Kota Tomohon Jimmy Eman SE Ak menghadiri IVA-Test bagi Pasangan Usia Subur (PUS) di Rumah Sakit Umum Daerah Anugerah Tomohon, Senin (16/07/2018).
Wali kota dalam sambutannya mengatakan kanker leher rahim merupakan jenis kanker yang menempati urutan teratas salah satu penyakit kanker yang membunuh wanita terbanyak di dunia, penyakit ini menjadi momok mengerikan bagi wanita Indonesia.
“Setiap wanita mempunyai peluang dan resiko yang sama untuk terkena kanker serviks, setiap harinya terdapat 40 orang wanita Indonesia didiagnosa menderita penyakit ini dan 25 persen wanita diantaranya meninggal. Tanda-tanda dan gejala kanker serviks begitu tersamar.”
“Banyak wanita tidak menyadari bahwa dirinya telah mengidap kanker serviks, hal ini dikarenakan perkembangan penyakit ini yang lambat sehingga jarang menunjukkan tanda-tanda dan gejala awal yang spesifik,” tuturnya.
Keganasan dan bahaya kanker serviks ini menurut Eman bisa menyerang wanita mana saja tidak memandang umur, ras dan golongan, karena itulah sangat disarankan untuk semua wanita Indonesia agar melakukan pemeriksaan PAP SMEAR minimal dua tahun sekali untuk mendeteksi adanya kelainan-kelainan atau gangguan pada sel-sel serviks.
“Pengobatan kanker serviks dapat dilakukan melalui stadium awal dapat dilakukan pembedahan terhadap jaringan yang mengandung sel kanker, pada stadium selanjutnya terapi dilakukan dengan radioterapi, kemoterapi maupun kemoradioterapi,” terang wali kota.
(ReckyPelealu)