Manado – Ketua Fraksi Partai Demokrat Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Jhon Dumais mengatakan, di era transparasi saat ini, peningkatan partai politik secara kuantitatif memang harus terjadi dan secara nuansa tersebut ad libitum (sesuai dengan) di alam demokrasi.
Pancasila. Bahkan untuk konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), fenomena seperti tidak perlu disikapi secara sinis, sebab sistim multi partai dimasa lalu mengalami kegagalan total akibat meruncingnya revalitas antara parpol berujung pada ambruknya tatanan politik negara dan bangsa.
Bagi tokoh saat ini menjabat Ketua Fraksi Demokrat Deprov Sulut ini, nuansa multi partai di era reformasi harus dipandang sebagai moment bagi berlangsungnya proses pembangunan politik dan bukannya ditelaah sebagai ajang untuk saling menghancurkan. Dan untuk bisa menuju pada kondisi demikian, setiap parpol wajib berdiri di atas prinsip ‘menghargai integritas NKRI.’
Kegagalan dimasa lalu ‘terpaksa’ terjadi akibat ketiadaan sikap penghargaan atas negara dalam diri masing-masing parpol. “Sebetulnya kalau mau jujur, kegagalan di masa lalu hanya disebabkan oleh satu faktor utama, yakni tidak adanya sikap komplimenter secara utuh dan tulus terhadap NKRI. Para politisi hanya sibuk dengan perbagai strategi konyol, namun busuk.
Demi mengangkat sekaligus mempertahankan kewibawaan partai samata dengan cara meng-KO-kan partai lain melalui cara-cara paling licik sekalipun, tanpa sedikit berpikir untuk menjaga harkat dan martabat negara. Itulah kesengajaan politis,” tutur Dumais. (oke)
Manado – Ketua Fraksi Partai Demokrat Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Jhon Dumais mengatakan, di era transparasi saat ini, peningkatan partai politik secara kuantitatif memang harus terjadi dan secara nuansa tersebut ad libitum (sesuai dengan) di alam demokrasi.
Pancasila. Bahkan untuk konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), fenomena seperti tidak perlu disikapi secara sinis, sebab sistim multi partai dimasa lalu mengalami kegagalan total akibat meruncingnya revalitas antara parpol berujung pada ambruknya tatanan politik negara dan bangsa.
Bagi tokoh saat ini menjabat Ketua Fraksi Demokrat Deprov Sulut ini, nuansa multi partai di era reformasi harus dipandang sebagai moment bagi berlangsungnya proses pembangunan politik dan bukannya ditelaah sebagai ajang untuk saling menghancurkan. Dan untuk bisa menuju pada kondisi demikian, setiap parpol wajib berdiri di atas prinsip ‘menghargai integritas NKRI.’
Kegagalan dimasa lalu ‘terpaksa’ terjadi akibat ketiadaan sikap penghargaan atas negara dalam diri masing-masing parpol. “Sebetulnya kalau mau jujur, kegagalan di masa lalu hanya disebabkan oleh satu faktor utama, yakni tidak adanya sikap komplimenter secara utuh dan tulus terhadap NKRI. Para politisi hanya sibuk dengan perbagai strategi konyol, namun busuk.
Demi mengangkat sekaligus mempertahankan kewibawaan partai samata dengan cara meng-KO-kan partai lain melalui cara-cara paling licik sekalipun, tanpa sedikit berpikir untuk menjaga harkat dan martabat negara. Itulah kesengajaan politis,” tutur Dumais. (oke)