Manado – Dugaan kota Manado jadi basis gerakan perjuangan Mahasiswa Papua Merdeka, mendatangkan keprihatinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. kepada beritamanado anggota DPR RI, Aditya Moha mengaku terkejut mendengar adanya gerakan Papua Merdeka di Manado. Dirinya pun menghimbau Rektor dan Pemerintah Kota (Pemkot) Manado untuk mengecek langsung kelapangan terkait adanya gerakan tersebut.
“Saya terkejut sekali mendengar informasi ini dari media, saya minta pihak Rektorat Unsrat, dan Universitas lainnya di Manado yang ada Mahasiswa asal Papua untuk turun kelapangan mengecek kebenaran gerakan tersebut, bila ditemukan ada, segera di antisipasi, Pemkot juga perlu turun tangan, jangan membesar gerakan tersebut,” ujarnya kepada beritamanado melalui ponsel pribadi miliknya.
Dikesempatan berbeda, keprihatinan datang juga dari Ketua Komisi 1, John Dumais. “Kami minta aparat keamanan segera turun ke lapangan melakukan tindakan secara cepat tapi dengan cara pendekatan dialogis,” tegasnya.
Pada pemberitaan sebelumnya, Ketua Umum Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Konsulat Indonnesia Tengah, Hizkia Meage mengumumkan Ribuan Mahasiswa Papua memboikot Pilpres di Sulut, dan meminta secara tegas untuk dilaksanakannya Referendum serta memperingatkan TNI/POLRI melalui BIN, BAIS untuk tidak melakukan Sweeping Asrama, Kos-kosan Mahasiswa Papua di Sulut. (john)
Manado – Dugaan kota Manado jadi basis gerakan perjuangan Mahasiswa Papua Merdeka, mendatangkan keprihatinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. kepada beritamanado anggota DPR RI, Aditya Moha mengaku terkejut mendengar adanya gerakan Papua Merdeka di Manado. Dirinya pun menghimbau Rektor dan Pemerintah Kota (Pemkot) Manado untuk mengecek langsung kelapangan terkait adanya gerakan tersebut.
“Saya terkejut sekali mendengar informasi ini dari media, saya minta pihak Rektorat Unsrat, dan Universitas lainnya di Manado yang ada Mahasiswa asal Papua untuk turun kelapangan mengecek kebenaran gerakan tersebut, bila ditemukan ada, segera di antisipasi, Pemkot juga perlu turun tangan, jangan membesar gerakan tersebut,” ujarnya kepada beritamanado melalui ponsel pribadi miliknya.
Dikesempatan berbeda, keprihatinan datang juga dari Ketua Komisi 1, John Dumais. “Kami minta aparat keamanan segera turun ke lapangan melakukan tindakan secara cepat tapi dengan cara pendekatan dialogis,” tegasnya.
Pada pemberitaan sebelumnya, Ketua Umum Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Konsulat Indonnesia Tengah, Hizkia Meage mengumumkan Ribuan Mahasiswa Papua memboikot Pilpres di Sulut, dan meminta secara tegas untuk dilaksanakannya Referendum serta memperingatkan TNI/POLRI melalui BIN, BAIS untuk tidak melakukan Sweeping Asrama, Kos-kosan Mahasiswa Papua di Sulut. (john)