M
M
Manado – Jumat (15/1/2016) lalu, ingatan sebagian warga Kota Manado dan sekitarnya kembali dibawa pada memori tragedi memilukan banjir bandang.
Makan sepiring berlima, itulah yang dikenang Oni Motoyo, warga Kelurahan Perkamil yang saat ini berprofesi sebagai sopir angkot jurusan Paal Dua – Pasar 45.
Kepada BeritaManado.com, Oni menuturkan bahwa pada malam hari setelah luapan air beberapa sungai yang di Kota Manado merendam beberapa wilayah, ia dan isteri serta ketiga anak makan sepiring berlima.
“Hal itu terjadi karena Oni sekeluarga dan warga lainnya yang bernasib sama belum mendapatkan pasokan bantuan makanan dari pemerintah. Justru bantuan makanan berupa mie instant dan makanan ringan lainnya berasal dari warga di luar Manado,” kata Oni.
Ditambahkannya, bantuan yang datang dari luar Manado ke Kelurahan Perkamil awalnya didominasi dari berbagai elemen masyarakat dari Kabupaten Minahasa.
Ia pun merasa sangat berterima kasih atas batuan Bupati dan seluruh masyarakat Minahasa. (frangkiwullur)
M
M
Manado – Jumat (15/1/2016) lalu, ingatan sebagian warga Kota Manado dan sekitarnya kembali dibawa pada memori tragedi memilukan banjir bandang.
Makan sepiring berlima, itulah yang dikenang Oni Motoyo, warga Kelurahan Perkamil yang saat ini berprofesi sebagai sopir angkot jurusan Paal Dua – Pasar 45.
Kepada BeritaManado.com, Oni menuturkan bahwa pada malam hari setelah luapan air beberapa sungai yang di Kota Manado merendam beberapa wilayah, ia dan isteri serta ketiga anak makan sepiring berlima.
“Hal itu terjadi karena Oni sekeluarga dan warga lainnya yang bernasib sama belum mendapatkan pasokan bantuan makanan dari pemerintah. Justru bantuan makanan berupa mie instant dan makanan ringan lainnya berasal dari warga di luar Manado,” kata Oni.
Ditambahkannya, bantuan yang datang dari luar Manado ke Kelurahan Perkamil awalnya didominasi dari berbagai elemen masyarakat dari Kabupaten Minahasa.
Ia pun merasa sangat berterima kasih atas batuan Bupati dan seluruh masyarakat Minahasa. (frangkiwullur)