Ratahan – Bupati Minahasa Tenggara (Mitra) James Sumendap SH, dibuat geram saat pelaksanaan rolling jabatan eselon III B, Senin (17/11/2014) di aula kantor bupati Mitra.
Selain berang lantaran para pejabat yang akan dilantik ada yang datang terlambat, bupati Mitra ini juga kian dibuat marah dengan ketidakhadiran dua pejabat eselon III B yang akan dilantik.
Sumendap pun secara tegas meminta pihak Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah (BKDD) untuk menonjobkan dua pejabat tersebut. “Saya perintahkan BKDD non jobkan mereka,” tegas Sumendap yang terlihat sangat marah.
Menurutnya, tindakan kedua pejabat tersebut menunjukkan ketidaksiapan untuk mengemban tugas. “Masih banyak pejabat lain, karena itu jabatan keduanya akan segera diisi,” kata Sumendap.
Ia menjelaskan, reformasi birokrasi yang tengah ia geber akan memakan korban pejabat-pejabat tidak kompeten. Sebaliknya, menaikkan pejabat-pejabat yang rajin, berkemampuan serta loyal.
“Salah satu poin penilaian juga adalah kedisiplinan, bahkan itu jadi yang utama. Dan yang dilakukan kedua pejabat itu adalah tidak disiplin,” tukasnya.
Tambah bupati, evaluasi bukan lagi 3 bulan sekali, namun setiap hari. “Kalau perlu tiap minggu ada rolling,” kata dia.
Dengan sistem yang demikian menurut Sumendap, tak ada pilihan bagi pejabat selain berlomba-lomba memberikan yang terbaik.
“Saya tidak suka ada pejabat yang suka cari muka, apalagi menjilat, saya juga anti nepotisme. Prinsipnya sederhana, kerja yang baik,” paparnya. (rulandsandag)
Ratahan – Bupati Minahasa Tenggara (Mitra) James Sumendap SH, dibuat geram saat pelaksanaan rolling jabatan eselon III B, Senin (17/11/2014) di aula kantor bupati Mitra.
Selain berang lantaran para pejabat yang akan dilantik ada yang datang terlambat, bupati Mitra ini juga kian dibuat marah dengan ketidakhadiran dua pejabat eselon III B yang akan dilantik.
Sumendap pun secara tegas meminta pihak Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah (BKDD) untuk menonjobkan dua pejabat tersebut. “Saya perintahkan BKDD non jobkan mereka,” tegas Sumendap yang terlihat sangat marah.
Menurutnya, tindakan kedua pejabat tersebut menunjukkan ketidaksiapan untuk mengemban tugas. “Masih banyak pejabat lain, karena itu jabatan keduanya akan segera diisi,” kata Sumendap.
Ia menjelaskan, reformasi birokrasi yang tengah ia geber akan memakan korban pejabat-pejabat tidak kompeten. Sebaliknya, menaikkan pejabat-pejabat yang rajin, berkemampuan serta loyal.
“Salah satu poin penilaian juga adalah kedisiplinan, bahkan itu jadi yang utama. Dan yang dilakukan kedua pejabat itu adalah tidak disiplin,” tukasnya.
Tambah bupati, evaluasi bukan lagi 3 bulan sekali, namun setiap hari. “Kalau perlu tiap minggu ada rolling,” kata dia.
Dengan sistem yang demikian menurut Sumendap, tak ada pilihan bagi pejabat selain berlomba-lomba memberikan yang terbaik.
“Saya tidak suka ada pejabat yang suka cari muka, apalagi menjilat, saya juga anti nepotisme. Prinsipnya sederhana, kerja yang baik,” paparnya. (rulandsandag)