MANADO – Banyak orang enggan mendonorkan darah karena kesan sakit saat bagian lengan disuntik jarum. Padahal anggapan itu salah karena sebetulnya hanya terasa seperti digigit semut saja.
“Saya sudah sembilan kali mendonorkan darah, kan tidak rugi hanya seperti digigit semut saja saat disuntik, tapi manfaatnya sangat besar untuk menolong orang lain yang membutuhkan darah,” ujar Doddy Sumilat, Warga Kawangkoan kepada beritamanado, Rabu (14/07) pagi, di ruang transfusi darah RS Kandou Manado.
Bebarapa warga yang dijumpai beritamanado saat selesai melakukan donor darah, diantaranya ada yang sudah langganan namun ada juga yang baru pertama kali.
“Ini pertama kali saya mendonorkan darah saya, ternyata tidak sakit, saya akan kembali enam bulan mendatang untuk mendonorkan darah saya, sekalian juga membantu orang, setetes darah kita bisa menyelamatkan nyawa orang lain,” ujar Joppy Legi, warga Karombasan.
Julita Pinontoan, perawat di ruang transfusi darah kepada beritamanado berujar, pihak Rumah Sakit dan Palang Merah Indonesia mengalami kekurangan stok darah karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk menyumbangkan darah.
“Masyarakat yang ingin mendonorkan darah, boleh langsung datang kesini, kami juga sering malakukan aksi donor darah bekerja sama dengan organisasi masyarakat, tidak perlu takut karena saat disuntik rasanya tidak sakit,” tukas Julita. (JRY)
MANADO – Banyak orang enggan mendonorkan darah karena kesan sakit saat bagian lengan disuntik jarum. Padahal anggapan itu salah karena sebetulnya hanya terasa seperti digigit semut saja.
“Saya sudah sembilan kali mendonorkan darah, kan tidak rugi hanya seperti digigit semut saja saat disuntik, tapi manfaatnya sangat besar untuk menolong orang lain yang membutuhkan darah,” ujar Doddy Sumilat, Warga Kawangkoan kepada beritamanado, Rabu (14/07) pagi, di ruang transfusi darah RS Kandou Manado.
Bebarapa warga yang dijumpai beritamanado saat selesai melakukan donor darah, diantaranya ada yang sudah langganan namun ada juga yang baru pertama kali.
“Ini pertama kali saya mendonorkan darah saya, ternyata tidak sakit, saya akan kembali enam bulan mendatang untuk mendonorkan darah saya, sekalian juga membantu orang, setetes darah kita bisa menyelamatkan nyawa orang lain,” ujar Joppy Legi, warga Karombasan.
Julita Pinontoan, perawat di ruang transfusi darah kepada beritamanado berujar, pihak Rumah Sakit dan Palang Merah Indonesia mengalami kekurangan stok darah karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk menyumbangkan darah.
“Masyarakat yang ingin mendonorkan darah, boleh langsung datang kesini, kami juga sering malakukan aksi donor darah bekerja sama dengan organisasi masyarakat, tidak perlu takut karena saat disuntik rasanya tidak sakit,” tukas Julita. (JRY)