MANADO – Pemkot Manado berencana melakukan pembatasan pengoperasian angkutan kota mokrolet dengan sistem operasi bergantian (selang-seling). Diharapkan sistem ini bisa mengatasi kemacetan yang berdampak positif bagi pengguna jalan, pemilik kendaraan dan sopir angkot sendiri.
Hal ini dikatakan Kepala Dinas Perhubungan Manado, Yohanis Waworuntu di Hotel Gran Puri, Senin (21/02), saat tampil sebagai pembicara pada seminar transportasi.
Secara teknis Waworuntu menjelaskan, misalkan setiap trayek ada 100 angkot, yang beroperasi setiap hari 50 angkot yang akan diberi tanda khusus warna hitam dan putih di bemper depan.
“Cara ini akan menguntungkan para sopir dan pemilik kendaraan, jumlah penumpang tetap, sementara pendapatan jadi dua kali lipat. Misalnya, biasa dapat Rp 150 ribu per hari, menjadi Rp 300 ribu,” ujar Waworuntu.
Lanjutnya, sistem ini juga akan berdampak pada menurunnya tingkat polusi dan kendaraan akan lebih awet karena tidak dipaksakan beroperasi setiap hari.
MANADO – Pemkot Manado berencana melakukan pembatasan pengoperasian angkutan kota mokrolet dengan sistem operasi bergantian (selang-seling). Diharapkan sistem ini bisa mengatasi kemacetan yang berdampak positif bagi pengguna jalan, pemilik kendaraan dan sopir angkot sendiri.
Hal ini dikatakan Kepala Dinas Perhubungan Manado, Yohanis Waworuntu di Hotel Gran Puri, Senin (21/02), saat tampil sebagai pembicara pada seminar transportasi.
Secara teknis Waworuntu menjelaskan, misalkan setiap trayek ada 100 angkot, yang beroperasi setiap hari 50 angkot yang akan diberi tanda khusus warna hitam dan putih di bemper depan.
“Cara ini akan menguntungkan para sopir dan pemilik kendaraan, jumlah penumpang tetap, sementara pendapatan jadi dua kali lipat. Misalnya, biasa dapat Rp 150 ribu per hari, menjadi Rp 300 ribu,” ujar Waworuntu.
Lanjutnya, sistem ini juga akan berdampak pada menurunnya tingkat polusi dan kendaraan akan lebih awet karena tidak dipaksakan beroperasi setiap hari.