MANADO – Acara Dies Natalis Fakultas Theologia Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT) YPTK di desa Popareng, kecamatan Tatapaan, Minahasa Selatan, Sabtu-Minggu (1-2/10) lalu, menyisakan kekecewaan mendalam bagi mahasiswa UKIT YPTK.
Betapa tidak, acara Dies Natalis tersebut mendapat penolakan dari pimpinan GMIM di desa tersebut. Beruntung ratusan mahasiswa yang tiba Sabtu (1/10), sekitar pukul 11.00 WITA diterima gereja tetangga yakni KGPM dan Pantekosta.
“Sebagai lembaga pendidikan yang didirikan GMIM maka kami berharap dapat diterima jemaat GMIM di Popareng. Tapi ternyata tidak, bahkan untuk beribadah pada Minggu pagi saja, kami dilarang,” tutur seorang mahasiswa Theologia UKIT YPTK kepada beritamanado, Kamis (6/10) pagi tadi, tapi minta namanya tak ditulis.
Lebih lanjut dikatakan sumber mahasiswa ini, alasan penolakan, pihak pimpinan GMIM Popareng meminta surat rekomendasi dari kantor Sinode di Tomohon. “Jadi mereka (pimpinan di GMIM Popareng) meminta surat rekomendasi, yang memang kami tidak punya,” tukas sumber ini lagi.
Ditambahkannya, meski tak mendapat pelayanan dari GMIM setempat, peserta Dies Natalis ini mendapat pelayanan dari KGPM dan Pantekosta berupa akomodasi dan konsumsi. (jry)
MANADO – Acara Dies Natalis Fakultas Theologia Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT) YPTK di desa Popareng, kecamatan Tatapaan, Minahasa Selatan, Sabtu-Minggu (1-2/10) lalu, menyisakan kekecewaan mendalam bagi mahasiswa UKIT YPTK.
Betapa tidak, acara Dies Natalis tersebut mendapat penolakan dari pimpinan GMIM di desa tersebut. Beruntung ratusan mahasiswa yang tiba Sabtu (1/10), sekitar pukul 11.00 WITA diterima gereja tetangga yakni KGPM dan Pantekosta.
“Sebagai lembaga pendidikan yang didirikan GMIM maka kami berharap dapat diterima jemaat GMIM di Popareng. Tapi ternyata tidak, bahkan untuk beribadah pada Minggu pagi saja, kami dilarang,” tutur seorang mahasiswa Theologia UKIT YPTK kepada beritamanado, Kamis (6/10) pagi tadi, tapi minta namanya tak ditulis.
Lebih lanjut dikatakan sumber mahasiswa ini, alasan penolakan, pihak pimpinan GMIM Popareng meminta surat rekomendasi dari kantor Sinode di Tomohon. “Jadi mereka (pimpinan di GMIM Popareng) meminta surat rekomendasi, yang memang kami tidak punya,” tukas sumber ini lagi.
Ditambahkannya, meski tak mendapat pelayanan dari GMIM setempat, peserta Dies Natalis ini mendapat pelayanan dari KGPM dan Pantekosta berupa akomodasi dan konsumsi. (jry)