Manado – Keseriusan Rektor UNSRAT, Prof Ellen Joan Kumaat dalam memerangi pungutan liar (pungli) di lingkungan Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) ternyata tak diikuti oleh segenap jajarannya yang ada di lingkungan kampus kenamaan di Sulut ini.
Dari data serta informasi yang di terima BeritaManado.com terdapat oknum nakal yang diduga melakukan pungli pada proses pendaftaran Mahasiswa Kuliah Kerja Terpadu (KKT-114).
Salah satu informasi yang diperoleh yakni proses penerimaan jalur khusus untuk mahasiswa yang berhalangan turun secara full di daerah tujuan KKT tersebut serta dugaan Pungutan yang disinyalir bervariasi mulai dari Rp 500.000 hingga Rp 1.000.000.
“Ada pembiayaan khusus yang kami keluarkan di LPPM. Biayanyapun berbeda-beda,” ujar salah satu mahasiswa yang tak mau disebutkan namanya.
Selain itu, terdapat juga pungutan pada pembiayaan spanduk, standing banner, ID card dan baliho struktur posko.
“Baliho juga kami bayar bervariasi, ada yang 350 ribu sampai 450 ribu per posko,” kata salah satu mahasiswa KKT bagian Kecamatan Langowan yang juga tidak ingin dipublish namanya.
Hingga saat ini, pihak rektorat belum dapat dimintai konfirmasinya. (rds)
Manado – Keseriusan Rektor UNSRAT, Prof Ellen Joan Kumaat dalam memerangi pungutan liar (pungli) di lingkungan Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) ternyata tak diikuti oleh segenap jajarannya yang ada di lingkungan kampus kenamaan di Sulut ini.
Dari data serta informasi yang di terima BeritaManado.com terdapat oknum nakal yang diduga melakukan pungli pada proses pendaftaran Mahasiswa Kuliah Kerja Terpadu (KKT-114).
Salah satu informasi yang diperoleh yakni proses penerimaan jalur khusus untuk mahasiswa yang berhalangan turun secara full di daerah tujuan KKT tersebut serta dugaan Pungutan yang disinyalir bervariasi mulai dari Rp 500.000 hingga Rp 1.000.000.
“Ada pembiayaan khusus yang kami keluarkan di LPPM. Biayanyapun berbeda-beda,” ujar salah satu mahasiswa yang tak mau disebutkan namanya.
Selain itu, terdapat juga pungutan pada pembiayaan spanduk, standing banner, ID card dan baliho struktur posko.
“Baliho juga kami bayar bervariasi, ada yang 350 ribu sampai 450 ribu per posko,” kata salah satu mahasiswa KKT bagian Kecamatan Langowan yang juga tidak ingin dipublish namanya.
Hingga saat ini, pihak rektorat belum dapat dimintai konfirmasinya. (rds)