Tombulu – Manusia sejauh mungkin menghindari resiko penderitaan, padahal kenyamanan yang kita nikmati sekarang adalah buah dari penderitaan yang dialami waktu silam.
Demikian kalimat pembuka Pdt Roy Langoy MTh (Pendeta GMIM Torsina Kembes) saat memimpin ibadah Minggu (12/3/2017) pagi, di GMIM Alfa-Omega Rumebgkor.
“Pergumulan orang bepikir menghasilkan hal baru. Penderitaan mengusahakan kita pada kesenangan. Tidak ada mahkota tanpa salib, tidak ada paskah tanpa penderiaan dan kematian Yesus Kristus, tidak ada kemenangan tanpa perjuangan,” jelas Pdt Roy Nangoy.
Lanjut Pdt Roy Nangoy, mengingkari penderiaan samadengan mengingkari kesuksesan, kemenangan. Kerang menghasilkan mutiara melalui proses yang sulit.
Pdt Roy Nangoy mencontohkan dua figur Kristen yakni Johannes Leimena dan Ahok yang memegang teguh kekristenan dibalik pergumulan yang berat.
Johannes Leimena 7 kali ditunjuk penjabat Presiden ketika Presiden Soekarno keluar negeri dan 18 kali menjadi menteri. sekarang kita memiliki Ahok yang berani cermin kekristenan sejati. Meski kecil tapi kreatif maka gereja terus bertumbuh dan berkembang.
“Johannes Leimena dan Ahok contok pengikut Yesus yang mampu memberi nilai lebih baik pada pembangunan bangsa Indonesia. Gereja jangan hanya melaksanakan kegiatan-kegiatan seremonial tapi lakukan kegiatan-kegiatan kongkrit,” pungkas Pdt Roy Nangoy. (JerryPalohoon)