Manado – Proses musyawarah daerah tingkat 2 KNPI Kota Manado, telah berakhir.
Namun, pelaksanaannya menyisahkan persoalan bagi sebagian besar Organisasi Kepemudaan (OKP) dan para tokoh sekaligus mantan ketua KNPI Kota Manado.
Sebagaimana dijelaskan ketua KNPI Kota Manado periode 2002-2005, Roy Maramis bahwa, pelaksanaan Musda yang menghasilkan Erick Kawatu secara aklamasi terpilih memimpin KNPI Manado dinilai tidak sesuai prosedur dan ketentuan peraturan dalam KNPI.
“Pelaksanaan Musda lalu menurut kami cacat prosedur lebih jelasnya tidak sesuai dengan AD-ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga). Dari 100 lebih OKP di Kota Manado, masakan hanya 20-an orang yang hadir dalam Musda dan tidak ada rapat pleno. Jadi kami berpendapat, Musda lalu tidak prosedural,” kata anggota DPRD Kota Manado ini.
Ditambahkannya, dengan alasan tersebut, maka 118 OKP di Kota Manado menolak hasil Musda.
Dan disusul belasan OKP yang menjadi peserta Musda mencabut mandat dukungan terhadap pelaksanaan Musda tersebut.
“Ada 118 dan kemudian belasan OKP menyatakan penolakkan atas hasil Musda. Bagi kami, siapa pun sebenarnya yang nantinya terpilih, apakah itu Erick Kawatu atau siapa, asalkan melalui mekanisme dan prosedur yang ada. Kalau seperti ini, Musda lalu itu tidak prosedural. Makanya dalam waktu dekat kami akan melaksanakan Musda yang sebenarnya dalam artian Musda sesuai prosedur di KNPI,” tegasnya.
Pernyataan yang sama diungkapkan tokoh pemuda Kota Manado, Danny Kumajas.
Dijelaskannya, merujuk ke Peraturan Organisasi (PO), sebelum melaksanakan Musda harus ada karateker yang dipilih seminggu sebelum tanggal pelaksanaan.
Selain itu, untuk pemimpin Musda, lanjut Kumajas, seharusnya dipimpin langsung oleh ketua DPD I KNPI Sulut yakni Jackson Kumaat.
Dikarenakan hingga saat ini kepengurusan DPD I KNPI belum dilantik, sehingga belum ada pengurus KNPI Sulut.
“Aturannya, untuk menjadi pemimpin Musda, harus dipilih dari pengurus DPD I KNPI Sulut dan saya sangat yakin Stevi Suwawa bersama rekan-rekan lainnya paham akan itu. Jadi legitimasi pimpinan Musda patut dipertanyakan. Beberapa OKP saat ini tengah mempersiapkan pelaksanaan Musda. Dan ini bukan Musda tandingan sebagaimana yang tersiar di publik. Ini Musda yang sebenarnya karena akan dilaksanakan sesuai ketentuan AD-ART dan PO KNPI,” tandasnya. (leriandokambey)
Manado – Proses musyawarah daerah tingkat 2 KNPI Kota Manado, telah berakhir.
Namun, pelaksanaannya menyisahkan persoalan bagi sebagian besar Organisasi Kepemudaan (OKP) dan para tokoh sekaligus mantan ketua KNPI Kota Manado.
Sebagaimana dijelaskan ketua KNPI Kota Manado periode 2002-2005, Roy Maramis bahwa, pelaksanaan Musda yang menghasilkan Erick Kawatu secara aklamasi terpilih memimpin KNPI Manado dinilai tidak sesuai prosedur dan ketentuan peraturan dalam KNPI.
“Pelaksanaan Musda lalu menurut kami cacat prosedur lebih jelasnya tidak sesuai dengan AD-ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga). Dari 100 lebih OKP di Kota Manado, masakan hanya 20-an orang yang hadir dalam Musda dan tidak ada rapat pleno. Jadi kami berpendapat, Musda lalu tidak prosedural,” kata anggota DPRD Kota Manado ini.
Ditambahkannya, dengan alasan tersebut, maka 118 OKP di Kota Manado menolak hasil Musda.
Dan disusul belasan OKP yang menjadi peserta Musda mencabut mandat dukungan terhadap pelaksanaan Musda tersebut.
“Ada 118 dan kemudian belasan OKP menyatakan penolakkan atas hasil Musda. Bagi kami, siapa pun sebenarnya yang nantinya terpilih, apakah itu Erick Kawatu atau siapa, asalkan melalui mekanisme dan prosedur yang ada. Kalau seperti ini, Musda lalu itu tidak prosedural. Makanya dalam waktu dekat kami akan melaksanakan Musda yang sebenarnya dalam artian Musda sesuai prosedur di KNPI,” tegasnya.
Pernyataan yang sama diungkapkan tokoh pemuda Kota Manado, Danny Kumajas.
Dijelaskannya, merujuk ke Peraturan Organisasi (PO), sebelum melaksanakan Musda harus ada karateker yang dipilih seminggu sebelum tanggal pelaksanaan.
Selain itu, untuk pemimpin Musda, lanjut Kumajas, seharusnya dipimpin langsung oleh ketua DPD I KNPI Sulut yakni Jackson Kumaat.
Dikarenakan hingga saat ini kepengurusan DPD I KNPI belum dilantik, sehingga belum ada pengurus KNPI Sulut.
“Aturannya, untuk menjadi pemimpin Musda, harus dipilih dari pengurus DPD I KNPI Sulut dan saya sangat yakin Stevi Suwawa bersama rekan-rekan lainnya paham akan itu. Jadi legitimasi pimpinan Musda patut dipertanyakan. Beberapa OKP saat ini tengah mempersiapkan pelaksanaan Musda. Dan ini bukan Musda tandingan sebagaimana yang tersiar di publik. Ini Musda yang sebenarnya karena akan dilaksanakan sesuai ketentuan AD-ART dan PO KNPI,” tandasnya. (leriandokambey)