Amurang, BeritaManado – Peristiwa tak terpuji dilakukan seorang warga di Desa Wiaulapi Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan, karena melakukan aksi bunuh diri pada Kamis (16/2/2017), sekitar pukul 18.00 Wita.
Aksi ini dilakukan seorang pria A (40) warga Desa Wiaulapi jaga III yang ditemukan meninggal dunia akibat tergantung pada seutas tali nilon di rumah keluarga Mokalu-Warankiran.
Kapolsek Tareran AKP. Ros Saruan, S.Sos, saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut. “Korban A ditemukan pertama kali oleh adik korban R yang curiga karena korban mengurung diri di kamar. R kemudian melihat dari ventilasi kamar dimana korban A sudah dalam keadaan tergantung pada seutas tali nilon di palang kayu kamarnya,” jelas Ros Saruan.
Saat itu juga R bersama ibu mereka M langsung mendobrak pintu kamar dan melepaskan korban dari ikatan tali tersebut. Namun pihak keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi karena menerima kejadian ini sebagai musibah pada keluarga mereka.
“Dari informasi yang kami terima, korban A mengalami depresi akibat penyakit bengkak dibagian kepala yang telah lama dideritanya. Keluarga pun telah merelakan kepergian korban dan menolak untuk dilakukan otopsi,” tutup Kapolsek Ros Saruan.(TamuraWatung)
Amurang, BeritaManado – Peristiwa tak terpuji dilakukan seorang warga di Desa Wiaulapi Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan, karena melakukan aksi bunuh diri pada Kamis (16/2/2017), sekitar pukul 18.00 Wita.
Aksi ini dilakukan seorang pria A (40) warga Desa Wiaulapi jaga III yang ditemukan meninggal dunia akibat tergantung pada seutas tali nilon di rumah keluarga Mokalu-Warankiran.
Kapolsek Tareran AKP. Ros Saruan, S.Sos, saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut. “Korban A ditemukan pertama kali oleh adik korban R yang curiga karena korban mengurung diri di kamar. R kemudian melihat dari ventilasi kamar dimana korban A sudah dalam keadaan tergantung pada seutas tali nilon di palang kayu kamarnya,” jelas Ros Saruan.
Saat itu juga R bersama ibu mereka M langsung mendobrak pintu kamar dan melepaskan korban dari ikatan tali tersebut. Namun pihak keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi karena menerima kejadian ini sebagai musibah pada keluarga mereka.
“Dari informasi yang kami terima, korban A mengalami depresi akibat penyakit bengkak dibagian kepala yang telah lama dideritanya. Keluarga pun telah merelakan kepergian korban dan menolak untuk dilakukan otopsi,” tutup Kapolsek Ros Saruan.(TamuraWatung)