Manado – Tradisi mudik menjelang Hari Raya Idul Fitri, dalam pandangan ML Denny Tewu, bakal calon DPD RI dapil Sulawesi Utara (Sulut) untuk periode 2019-2024, merupakan wadah silahturahmi yang baik dalam ikatan kekeluargaan dan kecintaan atas kampung halaman tentunya.
Kegiatan ini, lanjut Denny Tewu sangat baik untuk terus dijaga agar mereka tetap terikat dalam hubungan kekeluargaan dan cinta akan kampung halaman sehingga harus dipertahankan.
“Dampaknya mereka bisa ikut bertanggungjawab atas pembangunan di kampung halamannya,” jelas Denny Tewu kepada BeritaManado.com, Kamis (14/6/2018).
Di Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Timur, Bolaang Mongondow Selatan, Bolaang Mongondouw Utara, Kota Kotamobagu adalah daerah di Sulawesi Utara yang menurut Denny Tewu, akan terasa suasana lebarannya hingga puncaknya saat lebaran ketupat.
Di Manado, tempat tinggal Denny Tewu, ia punya banyak teman yang beragama muslim, dan menurut cerita dia, mereka beberapa kali buka puasa bersama dalam berbagai acara, dan ia juga membuat spanduk ucapan selamat Idul Fitri di beberapa wilayah.
“Tentunya kalau saya ada di Manado ada silaturahmi saat hari lebaran,” tambah bapak tiga anak ini.
Semangat toleransi memang dapat dilihat di Manado, hal ini sejalan dengan Indeks Kota Toleran 2017 yang dilaporkan Setara Institute dan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP). Dan untuk itu pula, Denny Tewu berharap saudara-saudara non muslim untuk saling menghargai dengan tetap menjaga silahturahmi dengan sahabat–sahabat muslim dengan ikut mengucapkan ‘selamat lebaran, mohon maaf lahir batin’.
“Semoga peristiwa religius tersebut yakni Hari Raya Idul Fitri, dapat menjadi landasan hidup berkemenangan di hari-hari selanjutnya,” pungkas Denny Tewu untuk mereka yang merayakan Hari Raya Idul Fitri tahun 2018.
(Paul Moningka)
Manado – Tradisi mudik menjelang Hari Raya Idul Fitri, dalam pandangan ML Denny Tewu, bakal calon DPD RI dapil Sulawesi Utara (Sulut) untuk periode 2019-2024, merupakan wadah silahturahmi yang baik dalam ikatan kekeluargaan dan kecintaan atas kampung halaman tentunya.
Kegiatan ini, lanjut Denny Tewu sangat baik untuk terus dijaga agar mereka tetap terikat dalam hubungan kekeluargaan dan cinta akan kampung halaman sehingga harus dipertahankan.
“Dampaknya mereka bisa ikut bertanggungjawab atas pembangunan di kampung halamannya,” jelas Denny Tewu kepada BeritaManado.com, Kamis (14/6/2018).
Di Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Timur, Bolaang Mongondow Selatan, Bolaang Mongondouw Utara, Kota Kotamobagu adalah daerah di Sulawesi Utara yang menurut Denny Tewu, akan terasa suasana lebarannya hingga puncaknya saat lebaran ketupat.
Di Manado, tempat tinggal Denny Tewu, ia punya banyak teman yang beragama muslim, dan menurut cerita dia, mereka beberapa kali buka puasa bersama dalam berbagai acara, dan ia juga membuat spanduk ucapan selamat Idul Fitri di beberapa wilayah.
“Tentunya kalau saya ada di Manado ada silaturahmi saat hari lebaran,” tambah bapak tiga anak ini.
Semangat toleransi memang dapat dilihat di Manado, hal ini sejalan dengan Indeks Kota Toleran 2017 yang dilaporkan Setara Institute dan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP). Dan untuk itu pula, Denny Tewu berharap saudara-saudara non muslim untuk saling menghargai dengan tetap menjaga silahturahmi dengan sahabat–sahabat muslim dengan ikut mengucapkan ‘selamat lebaran, mohon maaf lahir batin’.
“Semoga peristiwa religius tersebut yakni Hari Raya Idul Fitri, dapat menjadi landasan hidup berkemenangan di hari-hari selanjutnya,” pungkas Denny Tewu untuk mereka yang merayakan Hari Raya Idul Fitri tahun 2018.
(Paul Moningka)