Manado – Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw mengatakan masyarakat terlebih para pemuda di Sulut agar tidak cepat emosi menanggapi berbagai masalah di Texas.
“Saya sampaikan pemuda-pemuda kita juga jangan emosi tapi harus jaga emosi, harus punya wawasan kebangsaan yang baik. Mari beranggapan bahwa perbedaan adalah suatu kekayaan bukan suatu handicap (rintangan/yang merugikan),” ujar Steven Kandouw.
Dia juga menambahkan agar situasi kondusif di Kota Manado khususnya agar dijaga, sehingga tidak memberi peluang bagi provokator yang menginginkan kedamaian Sulut dirusak.
“Saya himbau pemuda harus jadi pelopor itu (kedamaian), jangan mau terprovokasi, tidak ada agama yg mengajarkan pengrusakan,” tegas Steven Kandouw.
Hal tersebut disampaikan Wagub Steven Kandouw terkait masalah demo yang dilakukan sejumlah ormas yang tergabung dalam LSM Adat melakukan demo di Jalan Piere Tendean eks Kampung Texas yang menuntut Pemkot Manado segera membangun lokasi wisata religi bukan hanya satu agama saja tetapi berbagai agama yang di diakui di Indonesia. (Rizath Polii)
Manado – Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw mengatakan masyarakat terlebih para pemuda di Sulut agar tidak cepat emosi menanggapi berbagai masalah di Texas.
“Saya sampaikan pemuda-pemuda kita juga jangan emosi tapi harus jaga emosi, harus punya wawasan kebangsaan yang baik. Mari beranggapan bahwa perbedaan adalah suatu kekayaan bukan suatu handicap (rintangan/yang merugikan),” ujar Steven Kandouw.
Dia juga menambahkan agar situasi kondusif di Kota Manado khususnya agar dijaga, sehingga tidak memberi peluang bagi provokator yang menginginkan kedamaian Sulut dirusak.
“Saya himbau pemuda harus jadi pelopor itu (kedamaian), jangan mau terprovokasi, tidak ada agama yg mengajarkan pengrusakan,” tegas Steven Kandouw.
Hal tersebut disampaikan Wagub Steven Kandouw terkait masalah demo yang dilakukan sejumlah ormas yang tergabung dalam LSM Adat melakukan demo di Jalan Piere Tendean eks Kampung Texas yang menuntut Pemkot Manado segera membangun lokasi wisata religi bukan hanya satu agama saja tetapi berbagai agama yang di diakui di Indonesia. (Rizath Polii)