Manado – Para Kepala Sekolah dan guru-guru di Sulut yang diwakili oleh Femmy Onibala, S.Pd, M.Pd menyatakan, program kurikulum 2013 (K-13) dinilai sudah baik, namun mendapat keluhan terkait pendisribusian yang mengalami keterlambatan, sehingga menggagu para guru dan siswa itu sendiri. Hal tersebut disampaikannya karena hingga saat ini pihaknya belum menerima buku pedoman tersebut dari Kementrian Pendidikan Nasional.
Onibala saat melakukan pertemuan bersama Komisi X DPR RI dalam rangka evaluasi pelaksanaan kuriklum 2013 di Sulut, yang dilaksanakan Senin (1/9/2014), di ruang Mapaluse Kantor Gubernur Sulut juga menyampaikan berbagai curahan hati (curhat) dan keluhan terkait aktifitas belajar mengajar.
Kunjungan spesifik Tim Komisi X yang membidangi sektor Pendidikan, Parekraf, Kemenpora dan Perpustakaan itu berjumlah 15 orang dipimpin Ketua Komisis X DR Agus Hermanto.
“Untuk kurikulumnya saya bisa katakan disini (Kota Manado) tidak masalah, hanya saja untuk buku, kami sedang menunggu, yang hingga saat ini belum ada,” ujar Onibala.
Namun dia menambahkan, pihaknya terus melakukan inisiatif dengan menggunakan uang pribadi untuk memperbanyak (copy) pedoman itu sambil menunggu. Karena tanpa buku pedoman, sistem belajar tentu akan sangat terganggu, jelas Onibala didepan tim Komisi X DPR RI.
Dia berharap, tim Komisi X dapat menyampaikan keluhan ini pada Kementerian Pendidikan Nasional mengingat sesuai ketentuan buku-buku pedoman tersebut seharusnya tiba di Sulut pada Bulan Juli 2014, namun hingga saat ini belum ada.
enurut Hermanto kunjungan Komisi X kali ini lebih fokus ingin mendengar hambatan dan keluhan yang dihadapi guru-guru terkait dengan penerapan kurikulum 2013 di daerah (rizath polii)
Manado – Para Kepala Sekolah dan guru-guru di Sulut yang diwakili oleh Femmy Onibala, S.Pd, M.Pd menyatakan, program kurikulum 2013 (K-13) dinilai sudah baik, namun mendapat keluhan terkait pendisribusian yang mengalami keterlambatan, sehingga menggagu para guru dan siswa itu sendiri. Hal tersebut disampaikannya karena hingga saat ini pihaknya belum menerima buku pedoman tersebut dari Kementrian Pendidikan Nasional.
Onibala saat melakukan pertemuan bersama Komisi X DPR RI dalam rangka evaluasi pelaksanaan kuriklum 2013 di Sulut, yang dilaksanakan Senin (1/9/2014), di ruang Mapaluse Kantor Gubernur Sulut juga menyampaikan berbagai curahan hati (curhat) dan keluhan terkait aktifitas belajar mengajar.
Kunjungan spesifik Tim Komisi X yang membidangi sektor Pendidikan, Parekraf, Kemenpora dan Perpustakaan itu berjumlah 15 orang dipimpin Ketua Komisis X DR Agus Hermanto.
“Untuk kurikulumnya saya bisa katakan disini (Kota Manado) tidak masalah, hanya saja untuk buku, kami sedang menunggu, yang hingga saat ini belum ada,” ujar Onibala.
Namun dia menambahkan, pihaknya terus melakukan inisiatif dengan menggunakan uang pribadi untuk memperbanyak (copy) pedoman itu sambil menunggu. Karena tanpa buku pedoman, sistem belajar tentu akan sangat terganggu, jelas Onibala didepan tim Komisi X DPR RI.
Dia berharap, tim Komisi X dapat menyampaikan keluhan ini pada Kementerian Pendidikan Nasional mengingat sesuai ketentuan buku-buku pedoman tersebut seharusnya tiba di Sulut pada Bulan Juli 2014, namun hingga saat ini belum ada.
enurut Hermanto kunjungan Komisi X kali ini lebih fokus ingin mendengar hambatan dan keluhan yang dihadapi guru-guru terkait dengan penerapan kurikulum 2013 di daerah (rizath polii)