Foto: Asisten 1 Pemko Manado, Joshua Pangkerego saat menerima Pemkab Klungkung di Ruang Tolu Pemko Manado, Kamis (27/11/2014)
Manado – Kota Manado sudah dikenal dengan sebutan 3B, Bubur, Bibir dan Bunaken. Dari 3B itu, ada juga yang mengatakan sudah 5B, yaitu tertambah kata Boulevard dan Babungkus.
Selain 3B atau 5B itu, di Kota Manado juga dikenal dengan 3B lainnya, yaiu Banjir Sampah, Banjir Kendaraan dan Banjir Air.
Dikatakan Asisten 1 Pemko Manado, Joshua Pangkerego pada pihak Pemkab Klungkung, Bali dalam kegiatan kunjungan kerja di Pemko Manado. Faktor 3B ‘Banjir’ itu, satu diantaranya dipengaruhi akibat kepadatan penduduk yang ada di Kota Manado.
Penduduk di Kota Manado, saat siang hari bisa sekitar 600 ribu sampai 700 ribu orang, malam harinya hanya 500 ribuan. Sebab ada PNS Manado orang Tomohon, tinggalnya di Tomohon, begitu juga di Kota Bitung dan lainnya.
Selain itu, 15 kabupaten kota masyarakatnya sering datang belanja di Kota Manado, begitu juga dari daerah Tobelo, Halmahera dan Ternate.
Dikatakan Asisten Pangkerego, pertama, 3B ‘Banjir’ itu, Banjir Kendaraan, itu karena sekarang sudah mulai macet, warga yang biasanya beli motor, kini sudah beli mobil dan kondisi ekonomi membaik, ada satu keluarga punya 3 sampai 4 mobil, begitu juga dengan motor.
Kalau dulu dia dari rumahnya menuju Kantor Pemko Manado sekitar 15 menit tiba, sekarang harus disiapkan waktu lebih dari 30 menit. “Kita jadi banjir kendaraan, karna jalan tak bertambah, kendaraan yang bertambah,” kata Pangkerego.
‘B’ Banjir berikutnya, Banjir Sampah. Siang hari ada 600 ribu orang di Kota Manado, jika seorang diliterkan sampah, menurut kementrian lingkungan, menghasil dua liter sampah.
“Bayangkan di siang hari itu pasti sampah bertebaran begitu. Tapi Dinas Kebersihan dan Pertamanan kota langsung selesaikan sampah, ada shiftnya. Jam 6 sore sampai 6 subuh waktu buang sampah,” jelas Asisten Pangkerego.
Selanjutnya, ‘B’ Banjir Air. Memasuki musim hujan, Kota Manado rawan banjir. Kejadian 15 Januari lalu, kantor Pemko Manado pun ikut tergenang berkisar 3 meter.
Pengalaman banjir, diakui Asisten Pangkerego, memang siklusnya ada yang bilang tiap 6 tahun, 10 tahun atau 20 tahun, tapi kita tak mengenal siklus lagi, karena cuaca ekstrim sekarang sewaktu-waktu bisa hujan keras, sewktu bisa panas keras.
“Kejadian 15 Januari ini pncak, karena volume kedasyatannya melebihi dari tahun-tahun sebelumnya,” kata Asisten Pangkerego. (robintanauma)