MANADO – Melintas di kawasan stadion Klabat, Kelurahan Ranotana Manado, terlihat beberapa kios pisang goreng (kios pisang). Selain menjual pisang goreng, juga ada batata goreng, tahu isi, jagung goreng, saraba dan aneka makanan ringan lainnya, .
Sebelum pembangunan Hotel Grand Puri pada tahun akhir tahun 90-an, kios-kios pisang goreng berjejeran diruas depan stadion Klabat, tapi sekarang beberapa kios berpidah di bagian belakang stadion.
Salah-satu penjual adalah ibu Ira Djana asal Gorontalo, pemilik warung Rizky, ibu ini mengaku keluarganya sudah membuka kios pisang goreng di kawasan stadion Klabat sejak tahun 1962.
“Ada tiga bersaudara kami berjualan pisang goreng disini, yang pertama kakak saya mulai membuka kios tahun 1962,” ujar ibu dua anak ini kepada beritamanado.
Ibu Ira mengaku setiap hari hasil penjualannya mencapai omset rata-rata Rp 2 juta, “ya rata-rata 2 juta, kalau lagi ramai bisa lebih dari itu,” pungkasnya. (JRY)
MANADO – Melintas di kawasan stadion Klabat, Kelurahan Ranotana Manado, terlihat beberapa kios pisang goreng (kios pisang). Selain menjual pisang goreng, juga ada batata goreng, tahu isi, jagung goreng, saraba dan aneka makanan ringan lainnya, .
Sebelum pembangunan Hotel Grand Puri pada tahun akhir tahun 90-an, kios-kios pisang goreng berjejeran diruas depan stadion Klabat, tapi sekarang beberapa kios berpidah di bagian belakang stadion.
Salah-satu penjual adalah ibu Ira Djana asal Gorontalo, pemilik warung Rizky, ibu ini mengaku keluarganya sudah membuka kios pisang goreng di kawasan stadion Klabat sejak tahun 1962.
“Ada tiga bersaudara kami berjualan pisang goreng disini, yang pertama kakak saya mulai membuka kios tahun 1962,” ujar ibu dua anak ini kepada beritamanado.
Ibu Ira mengaku setiap hari hasil penjualannya mencapai omset rata-rata Rp 2 juta, “ya rata-rata 2 juta, kalau lagi ramai bisa lebih dari itu,” pungkasnya. (JRY)