MANADO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado dibawah komando Maximillian Tatahede terus melakukan pembenahan di dalam instansi yang dipimpinannya.
Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya guna memaksimalkan antisipasi bencana yang rawan terjadi di Kota Manado ini.
Buktinya, baru-baru ini BPBD Manado melakukan pemasangan alat pendeteksi curah hujan (rain gauge), pengukur kemiringan tanah (tilt meter) dan pendeteksi pergerakan tanah (extensometer), di Kelurahan Teling Tingkulu.
“Alat tersebut nantinya berguna untuk mengecek jika curah hujan dibatas normal dan terjadinya pergeseran tanah,” ujar Kaban Max.
Alat tersebut berada di atas puncak tebing yang berpotensi longsor dan ada tiang perasa, yang bisa mengirim signal ke tiang yang berada di depan rumah salah satu warga.
“Setiap peralatan akan mengeluarkan bunyi berbeda ketika terjadi pergeseran tanah atau curah hujan di atas normal. Alat ini akan mengeluarkan suara berbentuk peringatan siaga satu sampai tiga, dan jangkauan suaranya kurang lebih 7 kilo,” jelasnya.
“Kami tetap melakukan pengecekan setiap minggu untuk memastikan keberadaan alat tersebut,” katanya.
Meski begitu menurut Kaban Max, sejauh ini belum pernah ada laporan dari warga bahwa alat tersebut mengeluarkan bunyi, meskipun hujan yang turun cukup deras.
“Kami tetap menghimbau agar warga masyarakat terus waspada, dan selalu berkoordinasi dengan kami ataupun dengan pihak terkait lainnya,” tuturnya.(MichaelCilo)
MANADO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado dibawah komando Maximillian Tatahede terus melakukan pembenahan di dalam instansi yang dipimpinannya.
Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya guna memaksimalkan antisipasi bencana yang rawan terjadi di Kota Manado ini.
Buktinya, baru-baru ini BPBD Manado melakukan pemasangan alat pendeteksi curah hujan (rain gauge), pengukur kemiringan tanah (tilt meter) dan pendeteksi pergerakan tanah (extensometer), di Kelurahan Teling Tingkulu.
“Alat tersebut nantinya berguna untuk mengecek jika curah hujan dibatas normal dan terjadinya pergeseran tanah,” ujar Kaban Max.
Alat tersebut berada di atas puncak tebing yang berpotensi longsor dan ada tiang perasa, yang bisa mengirim signal ke tiang yang berada di depan rumah salah satu warga.
“Setiap peralatan akan mengeluarkan bunyi berbeda ketika terjadi pergeseran tanah atau curah hujan di atas normal. Alat ini akan mengeluarkan suara berbentuk peringatan siaga satu sampai tiga, dan jangkauan suaranya kurang lebih 7 kilo,” jelasnya.
“Kami tetap melakukan pengecekan setiap minggu untuk memastikan keberadaan alat tersebut,” katanya.
Meski begitu menurut Kaban Max, sejauh ini belum pernah ada laporan dari warga bahwa alat tersebut mengeluarkan bunyi, meskipun hujan yang turun cukup deras.
“Kami tetap menghimbau agar warga masyarakat terus waspada, dan selalu berkoordinasi dengan kami ataupun dengan pihak terkait lainnya,” tuturnya.(MichaelCilo)