MANADO makin beda beda dari sebelumnya, betapa tidak digagasanya beberapa icon dalam bentuk infrastruktur, setidaknya lebih mempertegas identitas kota ini. Gerbang Boboca (Boboca adalah hewan Gurita) mungkin menjadi salah satu icon kuat yang digagas oleh pemerintah sebab jika memang diseriusi lewat promosi kedepan icon ini dipastikan bakal menjadi Merlion-nya Manado.
Merlion sendiri merupakan icon dari negara kota Singapore dimana bentuknya berupa patung singa yang menganga, dan di negara tersebut icon seperti ini terdapat ada 2 patung satu di daratan Singapore tepatnya diseberang Esplanade dan satunya di Sentosa Island. Dua Icon tersebut secara tidak langsung sudah menjadikan salah satu daya tarik paling kuat di negara tersebut, bahkan ada anggapan yang muncul kalau perjalanan ke Singapura akan tidak lengkap jika belum mengunjungi dua icon tersebut.
Sama halnya ketika banyak wisatawan mengunjungi mesir dan tidak mengunjungi patung Spinx atau ke Perancis namun belum mengunjungi menara Eifel akan terasan belum lengkap. Dan kehadirian gerbang Boboca yang merupakan inisiatif pemerintah kedepan memang sangat diharapkan bias menjadi icon pelengkap kota yang bukan hanya menjadi pajangan namun lebih dari itu menjadi satu magnet dan melahirkan kesan.”Kalu datang mandi di Malalayang kong belum ke Patung Boboca terasa belum lengkap,”mungkin begitu.
Namun ada satu pertanyaan terkait dengan hal itu, apakah hal tersebut bisa terjadi?.. Memang kondisi saat ini kehadiran gerbang Boboca ternyata sudah mampu menjadi daya tarik kuat bagi masyarakat lokal. Buktinya ada anggapan yang murni keluar dari masyarakat yang mengatakan kalau mandi ke pantai malalayang sebaiknya harus terus melihat gerbang Boboca.
Dan semestinya ada harapan kepada pemerintah kota Manado agar fenomena tersebut tidak dibiarkan, namun dioptimalkan sehingga icon baru tersebut bukan hanya menjadi milik masyarakat Manado dan Sulawesi Utara, namun juga masyarakat dunia, sehingga bukan mustahil kalau kedepan banyak wisatawan yang hanya khusus datang ke Manado untuk melihat arsitektur yang memang berpapasan langsung dengan pulau Manado Tua dan Bunaken.
Lantas apa yang harus dilakukan oleh pemerintah? Catatan ini sedikit memberikan masukan agar sebaiknya infrastruktur yang dibangun dengan dana ratusan juta tersebut harus juga didukung dengan upaya promosi dan penambahan fasilitas yang representatif bahkan berskala internasional.
MANADO makin beda beda dari sebelumnya, betapa tidak digagasanya beberapa icon dalam bentuk infrastruktur, setidaknya lebih mempertegas identitas kota ini. Gerbang Boboca (Boboca adalah hewan Gurita) mungkin menjadi salah satu icon kuat yang digagas oleh pemerintah sebab jika memang diseriusi lewat promosi kedepan icon ini dipastikan bakal menjadi Merlion-nya Manado.
Merlion sendiri merupakan icon dari negara kota Singapore dimana bentuknya berupa patung singa yang menganga, dan di negara tersebut icon seperti ini terdapat ada 2 patung satu di daratan Singapore tepatnya diseberang Esplanade dan satunya di Sentosa Island. Dua Icon tersebut secara tidak langsung sudah menjadikan salah satu daya tarik paling kuat di negara tersebut, bahkan ada anggapan yang muncul kalau perjalanan ke Singapura akan tidak lengkap jika belum mengunjungi dua icon tersebut.
Sama halnya ketika banyak wisatawan mengunjungi mesir dan tidak mengunjungi patung Spinx atau ke Perancis namun belum mengunjungi menara Eifel akan terasan belum lengkap. Dan kehadirian gerbang Boboca yang merupakan inisiatif pemerintah kedepan memang sangat diharapkan bias menjadi icon pelengkap kota yang bukan hanya menjadi pajangan namun lebih dari itu menjadi satu magnet dan melahirkan kesan.”Kalu datang mandi di Malalayang kong belum ke Patung Boboca terasa belum lengkap,”mungkin begitu.
Namun ada satu pertanyaan terkait dengan hal itu, apakah hal tersebut bisa terjadi?.. Memang kondisi saat ini kehadiran gerbang Boboca ternyata sudah mampu menjadi daya tarik kuat bagi masyarakat lokal. Buktinya ada anggapan yang murni keluar dari masyarakat yang mengatakan kalau mandi ke pantai malalayang sebaiknya harus terus melihat gerbang Boboca.
Dan semestinya ada harapan kepada pemerintah kota Manado agar fenomena tersebut tidak dibiarkan, namun dioptimalkan sehingga icon baru tersebut bukan hanya menjadi milik masyarakat Manado dan Sulawesi Utara, namun juga masyarakat dunia, sehingga bukan mustahil kalau kedepan banyak wisatawan yang hanya khusus datang ke Manado untuk melihat arsitektur yang memang berpapasan langsung dengan pulau Manado Tua dan Bunaken.
Lantas apa yang harus dilakukan oleh pemerintah? Catatan ini sedikit memberikan masukan agar sebaiknya infrastruktur yang dibangun dengan dana ratusan juta tersebut harus juga didukung dengan upaya promosi dan penambahan fasilitas yang representatif bahkan berskala internasional.