Airmadidi – Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang naik ikut mempengaruhi harga komoditi bahan pangan.
Di pasar-pasar tradisional Kabupaten Minahasa Utara (Minut), harga bahan dapur seperti cabai, bawang merah, bawang putih, tomat, rempah-rempah dan lain sebagainya meroket tajam.
Kondisi ini kian dikeluhkan, apalagi mayoritas warga Minut, beragama kristen yang sebentar lagi merayakan Hari Natal.
“Kalau harga bahan dapur sudah begitu mahal, bisa-bisa menu Natal nanti hanya kuah asam,” canda Magdalena, Ibu Rumah Tangga (IRT) asal Airmadidi, Sabtu (22/11/2015).
Memang, untuk membuat semangkuk kuah asam, bahan yang diperlukan tidak terlalu banyak. Berbeda jika ingin membuat menu pedas yang membutuhkan cabai dalam ukuran banyak.
“Kalau hanya tomat, rempah-rempah campur, jeruk dan ikan akan lebih hemat. Tapi, orang Minahasa mana mungkin tidak mengkonsumsi cabai? Dunia seperti mau kiamat, hahaha,” sambung janda empat anak itu.
Sementara itu, Bupati Minut Drs Sompie Singal MBA, mengingatkan masyarakat agar semakin rajin melakukan program sentuh tanah, yaitu memanfaatkan tanah pekarangan rumah untuk ditanami tanaman yang bermanfaat seperti obat-obatan, umbi-umbian, cabai dan bahan dapur lain.
“Dengan begitu, sedikitnya bisa membantu menghemat anggaran,” himbau Bupati.(finda)
Airmadidi – Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang naik ikut mempengaruhi harga komoditi bahan pangan.
Di pasar-pasar tradisional Kabupaten Minahasa Utara (Minut), harga bahan dapur seperti cabai, bawang merah, bawang putih, tomat, rempah-rempah dan lain sebagainya meroket tajam.
Kondisi ini kian dikeluhkan, apalagi mayoritas warga Minut, beragama kristen yang sebentar lagi merayakan Hari Natal.
“Kalau harga bahan dapur sudah begitu mahal, bisa-bisa menu Natal nanti hanya kuah asam,” canda Magdalena, Ibu Rumah Tangga (IRT) asal Airmadidi, Sabtu (22/11/2015).
Memang, untuk membuat semangkuk kuah asam, bahan yang diperlukan tidak terlalu banyak. Berbeda jika ingin membuat menu pedas yang membutuhkan cabai dalam ukuran banyak.
“Kalau hanya tomat, rempah-rempah campur, jeruk dan ikan akan lebih hemat. Tapi, orang Minahasa mana mungkin tidak mengkonsumsi cabai? Dunia seperti mau kiamat, hahaha,” sambung janda empat anak itu.
Sementara itu, Bupati Minut Drs Sompie Singal MBA, mengingatkan masyarakat agar semakin rajin melakukan program sentuh tanah, yaitu memanfaatkan tanah pekarangan rumah untuk ditanami tanaman yang bermanfaat seperti obat-obatan, umbi-umbian, cabai dan bahan dapur lain.
“Dengan begitu, sedikitnya bisa membantu menghemat anggaran,” himbau Bupati.(finda)