Tompaso – Bertemu dengan Presiden RI sudah menjadi suatu kebanggan tersendiri, apalagi itu terjadi pada tiga pemimpin negeri ini di masa pemerintahan yang berbeda. Itulah yang dialami Ketua Komunitas Budaya Tionghoa Sulut Sofyan Jimmy Yosadi.
Baginya, pengalaman berharga itu merupakan bagian dari dinamika hidup yang terkadang memberikan sebuah kejutan. Sebagai keturunan Tionghoa, lelaki yang berprofesi sebagai advokat atau pengacara ini tetap mengakui bahwa dirinya juga 100 persen adalah Tou Minahasa.
Sofyan Jimmy Yosadi terlahir dari ayah yang adalah orang Tionghoa asli dan ibu dari etnis Tombulu (Tomohon). Saya sangat mencintai Tanah Malesung (Minahasa) dan ada cita-cita besar yang sedang dirancang.
“Saya senang bisa bertemu dengan Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) serta Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Jusuf Kalla. Saya tidak pernah menyangka bisa bertemua mereka, padahal selain sebagai Pengacara, saya hanya seorang seniman dan budayawan,” ungkapnya.
Menurutnya, apa yang dialami itu bukan suatu momen untuk sebuah popularitas, namun idak lebih dari sebuah keberuntungan saja. Yang jelas apapun yang manusia alamai, diyakini sudah diatur Yang Maha Kuasa. (frangkiwullur)
Tompaso – Bertemu dengan Presiden RI sudah menjadi suatu kebanggan tersendiri, apalagi itu terjadi pada tiga pemimpin negeri ini di masa pemerintahan yang berbeda. Itulah yang dialami Ketua Komunitas Budaya Tionghoa Sulut Sofyan Jimmy Yosadi.
Baginya, pengalaman berharga itu merupakan bagian dari dinamika hidup yang terkadang memberikan sebuah kejutan. Sebagai keturunan Tionghoa, lelaki yang berprofesi sebagai advokat atau pengacara ini tetap mengakui bahwa dirinya juga 100 persen adalah Tou Minahasa.
Sofyan Jimmy Yosadi terlahir dari ayah yang adalah orang Tionghoa asli dan ibu dari etnis Tombulu (Tomohon). Saya sangat mencintai Tanah Malesung (Minahasa) dan ada cita-cita besar yang sedang dirancang.
“Saya senang bisa bertemu dengan Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) serta Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Jusuf Kalla. Saya tidak pernah menyangka bisa bertemua mereka, padahal selain sebagai Pengacara, saya hanya seorang seniman dan budayawan,” ungkapnya.
Menurutnya, apa yang dialami itu bukan suatu momen untuk sebuah popularitas, namun idak lebih dari sebuah keberuntungan saja. Yang jelas apapun yang manusia alamai, diyakini sudah diatur Yang Maha Kuasa. (frangkiwullur)