MITRA, BeritaManado.com – Dibangun sejak tahun 2012, proyek air bersih berbandrol Rp4,1 miliar di Kecamatan Ratatotok, Minahasa Tenggara (Mitra) tak mengahsilkan.
Diungkapkan tokoh masyarakat Ratatotok Hi Kasim Malolonto, tiga tahun silam tepatnya tahun 2012, pemerintah pusat mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) senilai Rp4,1 miliar untuk pembangunan fasilitas air bersih di Ratatotok.
“Disayangkan, sejak dibangun fasilitas tersebut tidak bisa dinikmati masyarakat,” tegas Kasim, Kamis (20/8/2015).
Dijelaskan dia, beberapa waktu sebelumnya pasca proyek itu selesai dikerjakan memang sempat ada air yang dihasilkan, hanya saja itu tidak berlangsung lama dikarenakan kontruksinya banyak yang rusak serta rapuh.
“Kalo saya lihat memang pekerjaannya dilakukan asal-asalan. Makanya belum ada output untuk masyarakat Ratatotok Raya fasilitas itu sudah lebih dulu rusak,” tuturnya sembari menegaskan kembali jika pembangunan prosek tersebut mubasir.
Ia pun berharap Badan Pemeriksa Keuangan bersama instansi terkait turun melakukan pemeriksaan.
“Saya desak BPK untuk mengaudit pekerjaan proyek air bersih ini. Selain tidak menghasillkan, tentu menjadi satu kerugian besar bagi masyarakat karena tidak bisa menikmati fasilitas yang sudah dibangun dengan uang yang tidak sedikit,” desak Kasim. (rulansandag)
MITRA, BeritaManado.com – Dibangun sejak tahun 2012, proyek air bersih berbandrol Rp4,1 miliar di Kecamatan Ratatotok, Minahasa Tenggara (Mitra) tak mengahsilkan.
Diungkapkan tokoh masyarakat Ratatotok Hi Kasim Malolonto, tiga tahun silam tepatnya tahun 2012, pemerintah pusat mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) senilai Rp4,1 miliar untuk pembangunan fasilitas air bersih di Ratatotok.
“Disayangkan, sejak dibangun fasilitas tersebut tidak bisa dinikmati masyarakat,” tegas Kasim, Kamis (20/8/2015).
Dijelaskan dia, beberapa waktu sebelumnya pasca proyek itu selesai dikerjakan memang sempat ada air yang dihasilkan, hanya saja itu tidak berlangsung lama dikarenakan kontruksinya banyak yang rusak serta rapuh.
“Kalo saya lihat memang pekerjaannya dilakukan asal-asalan. Makanya belum ada output untuk masyarakat Ratatotok Raya fasilitas itu sudah lebih dulu rusak,” tuturnya sembari menegaskan kembali jika pembangunan prosek tersebut mubasir.
Ia pun berharap Badan Pemeriksa Keuangan bersama instansi terkait turun melakukan pemeriksaan.
“Saya desak BPK untuk mengaudit pekerjaan proyek air bersih ini. Selain tidak menghasillkan, tentu menjadi satu kerugian besar bagi masyarakat karena tidak bisa menikmati fasilitas yang sudah dibangun dengan uang yang tidak sedikit,” desak Kasim. (rulansandag)