MELONGUANE – Kelangkaan Premium alias Bensin di Sulut memojokkan masyarakat di Kabupaten Kepulauan Talaud. Pasalnya, harga eceran premium di daerah kepulauan itu melonjak hingga Rp 15 ribu per liter, dari harga sebenarnya hanya Rp 5 ribuan per liter.
Sesuai hasil hearing di DPRD Sulut, terungkap bahwa harga premium di daerah kepulauan memang melonjak tajam, tanpa bisa dibendung. Kondisi ini tentu membuat masyarakat mengeluh, apalagi yang mempunyai kapal motor atau perahu motor yang memakai bahan bakar bensin.
”Terus terang lonjakan Premium ini membuat bahan-bahan kebutuhan pokok di sini (Melonguane) melonjak juga, jadi tolong pemerintah perhatikan, ”ujar Steve Missa, warga Talaud. Dia meminta Gubernur, Dr SH Sarundajang, mengintervensi harga Premium di daerah kepulauan yang tak terkendali lagi.
Anggota DPRD Sulut, Steven Kandouw mendesak pihak Pertamina melakukan penanganan serius mahalnya harga BBM utamanya jenis premium di daerah ini.
Ini ada yang tidak beres, masakkan harga bensin bisa semahal itu,” tutur Ketua Komisi II Deprov Sulut ini penuh tanya. (abm)
MELONGUANE – Kelangkaan Premium alias Bensin di Sulut memojokkan masyarakat di Kabupaten Kepulauan Talaud. Pasalnya, harga eceran premium di daerah kepulauan itu melonjak hingga Rp 15 ribu per liter, dari harga sebenarnya hanya Rp 5 ribuan per liter.
Sesuai hasil hearing di DPRD Sulut, terungkap bahwa harga premium di daerah kepulauan memang melonjak tajam, tanpa bisa dibendung. Kondisi ini tentu membuat masyarakat mengeluh, apalagi yang mempunyai kapal motor atau perahu motor yang memakai bahan bakar bensin.
”Terus terang lonjakan Premium ini membuat bahan-bahan kebutuhan pokok di sini (Melonguane) melonjak juga, jadi tolong pemerintah perhatikan, ”ujar Steve Missa, warga Talaud. Dia meminta Gubernur, Dr SH Sarundajang, mengintervensi harga Premium di daerah kepulauan yang tak terkendali lagi.
Anggota DPRD Sulut, Steven Kandouw mendesak pihak Pertamina melakukan penanganan serius mahalnya harga BBM utamanya jenis premium di daerah ini.
Ini ada yang tidak beres, masakkan harga bensin bisa semahal itu,” tutur Ketua Komisi II Deprov Sulut ini penuh tanya. (abm)