Ratahan – Petani sawah di Kecamatan Pusomaen, Minahasa Tenggara (Mitra) beberapa tahun terakhir ini terus saja mengalami kerugian yang sangat besar. Apa penyebabnya? Berikut penuturan dari Pdt Rivo Pongantung STh, Ketua Jemaat GMIM Imanuel Tetengesan Makalu.
Diceritakan Pongantung, dirinya banyak kali mendengar keluhan petani yang kerap berujung pada perselisahan dikarenakan memperebutkan jatah air untuk mengairi sawah mereka (petani, red).
“Bendungan Sungai Makalu rusak saat perbaikan tanggul pencegah banjir beberapa tahun lalu. Lantaran air sudah tidak masuk lagi ke area persawahan, petani di Desa Tetengesan ini pun mengalami gagal panen,” kata Pongantung akhir pekan kemarin.
Pihak gereja sendiri lanjut dia, secara bersama dengan petani mengajukan proposal perbaikan bendungan tersebut. “Kami ajukan ke Balai Air, mudah – mudahan dapat segera diperbaiki,” ujarnya.
Sementara itu diungkapkan Welly Lontaan selaku aparat pemerintah desa setempat, rusaknya bendungan menyebabkan debit air berkurang. “Air yang tersisa tak sanggup mengairi seluruh area persawahan yang jumlahnya ratusan hektare,” jelas Lontaan. (rulandsandag)
Ratahan – Petani sawah di Kecamatan Pusomaen, Minahasa Tenggara (Mitra) beberapa tahun terakhir ini terus saja mengalami kerugian yang sangat besar. Apa penyebabnya? Berikut penuturan dari Pdt Rivo Pongantung STh, Ketua Jemaat GMIM Imanuel Tetengesan Makalu.
Diceritakan Pongantung, dirinya banyak kali mendengar keluhan petani yang kerap berujung pada perselisahan dikarenakan memperebutkan jatah air untuk mengairi sawah mereka (petani, red).
“Bendungan Sungai Makalu rusak saat perbaikan tanggul pencegah banjir beberapa tahun lalu. Lantaran air sudah tidak masuk lagi ke area persawahan, petani di Desa Tetengesan ini pun mengalami gagal panen,” kata Pongantung akhir pekan kemarin.
Pihak gereja sendiri lanjut dia, secara bersama dengan petani mengajukan proposal perbaikan bendungan tersebut. “Kami ajukan ke Balai Air, mudah – mudahan dapat segera diperbaiki,” ujarnya.
Sementara itu diungkapkan Welly Lontaan selaku aparat pemerintah desa setempat, rusaknya bendungan menyebabkan debit air berkurang. “Air yang tersisa tak sanggup mengairi seluruh area persawahan yang jumlahnya ratusan hektare,” jelas Lontaan. (rulandsandag)