Peresmian BLCC beberapa waktu lalu
Bitung – Belum setahun beroperasi, Bitung Logistic Community College (BLCC) terancam kolaps. Pasalnya, perguruan tinggi yang dilahirkan Pemkot Bitung itu tak memiliki anggaran operasional dan kini dikabarkan tak mampu untuk membayar gaji 30an tenaga dosen.
Akibatnya, aktifitas perkuliahan terhambat karena sudah beberapa bulan ini gaji para dosen belum juga dibayar. Ditambah lagi, dana operasional yang diharapkan dari para mahasiswa juga mengalami hambatan sehingga BLCC yang selama ini dibanngga-banggakan terancam kolaps.
“Kegiatan perkuliahan di kampus terancam berhenti dengan kondisi begini (tak ada dana, red). Untuk operasional, selama ini kami hanya bergantung pada setoran biaya kuliah mahasiswa,” kata Penanggung Jawab BLCC, Hermanus Bawuoh, Selasa (28/4/2015).
Ia secara terang-terangan mengaku tak tahu harus bagaimana agar aktifitas perkuliahan di BLCC tetap berjalan. Apalagi menyangkut gaji dosen yang hingga kini belum terbayar dan belum menemukan jalan keluar.
“Saya juga bingung bagaimana membayar gaji para dosen karena mereka tidak ada kontrak, tapi hanya berdasarkan kesepakatan,” katanya.
Bawuoh mengaku, sebelum permasalahan BLCC ini terangkat ke publik, ia sudah mencoba membicarakan dengan pimpinan daerah. Tapi tak membuahkan hasil karena keterbatasan anggaran, belum lagi ada kebutuhan angaran untuk Pilkada yang saat ini tak kalah mendesak sehingga dana sharing yang dijanjikan tak terwujud.
“Padahal, dana sharing adalah salah satu syarat BLCC berdiri. Kalau tidak ada dana itu, pasti kementerian tidak akan menyetujui pendiriannya,” katanya.(abinenobm)
Peresmian BLCC beberapa waktu lalu
Bitung – Belum setahun beroperasi, Bitung Logistic Community College (BLCC) terancam kolaps. Pasalnya, perguruan tinggi yang dilahirkan Pemkot Bitung itu tak memiliki anggaran operasional dan kini dikabarkan tak mampu untuk membayar gaji 30an tenaga dosen.
Akibatnya, aktifitas perkuliahan terhambat karena sudah beberapa bulan ini gaji para dosen belum juga dibayar. Ditambah lagi, dana operasional yang diharapkan dari para mahasiswa juga mengalami hambatan sehingga BLCC yang selama ini dibanngga-banggakan terancam kolaps.
“Kegiatan perkuliahan di kampus terancam berhenti dengan kondisi begini (tak ada dana, red). Untuk operasional, selama ini kami hanya bergantung pada setoran biaya kuliah mahasiswa,” kata Penanggung Jawab BLCC, Hermanus Bawuoh, Selasa (28/4/2015).
Ia secara terang-terangan mengaku tak tahu harus bagaimana agar aktifitas perkuliahan di BLCC tetap berjalan. Apalagi menyangkut gaji dosen yang hingga kini belum terbayar dan belum menemukan jalan keluar.
“Saya juga bingung bagaimana membayar gaji para dosen karena mereka tidak ada kontrak, tapi hanya berdasarkan kesepakatan,” katanya.
Bawuoh mengaku, sebelum permasalahan BLCC ini terangkat ke publik, ia sudah mencoba membicarakan dengan pimpinan daerah. Tapi tak membuahkan hasil karena keterbatasan anggaran, belum lagi ada kebutuhan angaran untuk Pilkada yang saat ini tak kalah mendesak sehingga dana sharing yang dijanjikan tak terwujud.
“Padahal, dana sharing adalah salah satu syarat BLCC berdiri. Kalau tidak ada dana itu, pasti kementerian tidak akan menyetujui pendiriannya,” katanya.(abinenobm)