Manado, BeritaManado.com — Berdasarkan catatan pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulawesi Utara (Sulut), sebagaimana data yang dihimpun telah mencapai 150 ribu.
Sementara untuk wisatawan domestik atau lokal bertambah 400 ribu dari target 2 juta wisatawan.
Dengan data kunjungan yang makin meningkat, Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw dalam kegiatan Kerja Sama Lintas Sektor Pariwisata yang dilaksanakan di hotel Sintesa Peninsula, Kamis (26/4/2018) menjelaskan, untuk amenitas atau fasilitas pariwisata, terutama perhotelan di Sulut belum ada pertambahan.
“Sebenarnya sudah ada investor yang akan membangun dua hotel di Kota Manado. Tetapi terhambat oleh RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) yang sudah berumur 30 tahun. Ini sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan. Bagaimana mungkin Paal II dan ring road masuk wilayah pertanian. Hal ini menyebabkan investor tidak berani,” ujar Steven.
Lebih jauh, Kandouw juga mendorong kabupaten/kota untuk meningkatkan jumlah home stay sebagai ganti hotel.
“Itu secara tidak langsung akan membuka kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan nilai tambah dalam perekonomian,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Provinsi Sulut Daniel A Mewengkang SE MSi didampingi Kepala Bidang Kelembagaan Kepariwisataan Disparda Provinsi Sulut Dra Ivonne Kawatu mengungkapkan banyak hal tentang upaya memajukan pariwisata, antara lain kegiatan atraksi yang dikemas melalui festival oleh kabupaten/kota.
“Pariwisata budaya adalah bagian terbesar dalam pariwisata. Sementara alam hanya 30 persen saja. Karena itu perlu dibuat kegiatan sehingga wisatawan tertarik untuk datang ke Sulut,” ujarnya.
Mewengkang juga mengatakan, pariwisata membutuhkan sentuhan dan perhatian semua pihak secara holistik, terutama untuk ketersediaan infrastruktur dan sarana dan prasana (sarpras).
“Untuk sarpras perlu dilakukan penguatan signal dan wifi, tempat duduk di rest area, penertiban pangkalan tempat masuk objek wisata, perlu adanya atraksi tambahan di tempat wisata dan website serta fasilitas toilet. Sedangkan untuk wisatawan yang datang dalam hal pemeriksaan, tetap dilakukan secara ketat sesuai prosedur. Jadi tidak diistimewakan,” tutupnya.
(***/sri)
Manado, BeritaManado.com — Berdasarkan catatan pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulawesi Utara (Sulut), sebagaimana data yang dihimpun telah mencapai 150 ribu.
Sementara untuk wisatawan domestik atau lokal bertambah 400 ribu dari target 2 juta wisatawan.
Dengan data kunjungan yang makin meningkat, Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw dalam kegiatan Kerja Sama Lintas Sektor Pariwisata yang dilaksanakan di hotel Sintesa Peninsula, Kamis (26/4/2018) menjelaskan, untuk amenitas atau fasilitas pariwisata, terutama perhotelan di Sulut belum ada pertambahan.
“Sebenarnya sudah ada investor yang akan membangun dua hotel di Kota Manado. Tetapi terhambat oleh RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) yang sudah berumur 30 tahun. Ini sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan. Bagaimana mungkin Paal II dan ring road masuk wilayah pertanian. Hal ini menyebabkan investor tidak berani,” ujar Steven.
Lebih jauh, Kandouw juga mendorong kabupaten/kota untuk meningkatkan jumlah home stay sebagai ganti hotel.
“Itu secara tidak langsung akan membuka kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan nilai tambah dalam perekonomian,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Provinsi Sulut Daniel A Mewengkang SE MSi didampingi Kepala Bidang Kelembagaan Kepariwisataan Disparda Provinsi Sulut Dra Ivonne Kawatu mengungkapkan banyak hal tentang upaya memajukan pariwisata, antara lain kegiatan atraksi yang dikemas melalui festival oleh kabupaten/kota.
“Pariwisata budaya adalah bagian terbesar dalam pariwisata. Sementara alam hanya 30 persen saja. Karena itu perlu dibuat kegiatan sehingga wisatawan tertarik untuk datang ke Sulut,” ujarnya.
Mewengkang juga mengatakan, pariwisata membutuhkan sentuhan dan perhatian semua pihak secara holistik, terutama untuk ketersediaan infrastruktur dan sarana dan prasana (sarpras).
“Untuk sarpras perlu dilakukan penguatan signal dan wifi, tempat duduk di rest area, penertiban pangkalan tempat masuk objek wisata, perlu adanya atraksi tambahan di tempat wisata dan website serta fasilitas toilet. Sedangkan untuk wisatawan yang datang dalam hal pemeriksaan, tetap dilakukan secara ketat sesuai prosedur. Jadi tidak diistimewakan,” tutupnya.
(***/sri)