Langowan, BeritaManado.com — Berty Massie dan isterinya Deitje Lintang dan anak-anak merupakan salah satu keluarga yang luput dari bencana Gempa Bumi dan tsunami di Palu pada 28 September 2018 lalu.
Saat ini Berty Massie dan keluarganya berada di Langowan untukmenetap sementara dan pada Minggu (21/10/2018) pagi tadi memberikan kesaksian dihadapan Umat Katolik Paroki St. Petrus Langowan pada rangkaian perayaan ekaristi.
Berty mengisahkan bahwa sebelum gempa bumi terjadi, Berty dan isterinya sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti Misa pemberkatan rumah baru di dekat Gereja Katolik Santa Maria Palu.
“Pukul 5.30 sore kami menuju tempat acara. Lima menit sebelum jam 6 sore, tiba-tiba terjadilah gempa bumi dengan kekuatan yang sangat besar. Kejadian itu meneybabkan tanah tempat kami berpijak seperti runtuh kebawah sedalam kira-kira satu meter,” ungkapnya.
Ditambahkan Berty kejadian menakutkan itu tak hanya sampai disitu saja, karena setelah seperti tertelan bumi, tanah yang sama kembali terangkat keatas pada posisi semula dan sepanjang malam hingga pagi hari ada sekitar 100 kali gempa bumi terjadi.
Setelah keadaan sudah cukup lumayan, Berty dan isteri langsung pulang ke rumah untuk menengok keadaan anak dan cucu, dimana akhirnya didapati kondisi dalam keadaan selamat, namun terdapat beberapa cidera di bagian tubuh karena terkena reruntuhan.
“Meski demikian, pada umumnya rumah kami masih berdiri kokoh. Saya bersyukur keluarga kami semuanya selamat. Berbeda dengan rumah di sekitar, sangat banyak yang ratatanah. Ini membuktikan bahwa manusia tidak dapat membanggakan harga duniawi yang dimiliki. Entah seseorang itu miskin ataupun kaya, ketika bencana seperti ini terjadi, semuanya tidur diatas tanah beratapkan langit,” tuturnya.
Kepada BeritaManado.com seusai perayaan ekaristi, Berty kembali menekankan bahwa keselamatan yang dialami keluarganya merupakan kasih karunia Tuhan yang harus disyukuri dalam segala hal.
(Frangki Wullur)