Langowan – Jika benar terjadi pemerintah akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 Mei 2013 besok, maka itu akan menjadi pertarungan terbuka antara Pertamina dan ‘Pertamini’. Pasalnya jika harga BBM naik pada kisaran Rp 6.500 per liter, Pertamini bisa dipastikan akan mematok premium atau solar pada di angka Rp 8.000 per botol. Demikian pengakuan dari beberapa agen Pertamini yang sempat diwawancarai.
Kalau sudah begitu keputusannya, itu sama saja membuat rakyat makin sengsara. Sopir angkot bakal makin sulit kejar setoran, karena saat harga baru BBM diberlakukan, tarif angkutan umum belum langsung naik. Hal itu bakal memicu aksi menaikkan tarif angkutan umum secara sepihak oleh para sopir. Jika dinaikkan, keluhan juga pasti akan datang dari kalangan pegawai swasta dan negeri, karena gaji mereka tidak naik.
“Kalau BBM naik, pasti harga – harga barang di pasar juga pasti naik. Tak hanya itu, bahkan harga pakaian dalam saja bisa naik. Kalau ada kabar pemerintah siapkan bantuan dana kompensasi itu sama dengan membodihi masyarakat. Mendingan dana itu digunakan untuk subsidi BBM saja. Tapi yang namanya rakyat kecil tetap tidak bisa bebuat apa – apa. Kami sering jadi korban dari kebijakan pemerintah,” ungkap Rodi, sopir angkot Langowan – Kawangkoan.(ang)
Langowan – Jika benar terjadi pemerintah akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 Mei 2013 besok, maka itu akan menjadi pertarungan terbuka antara Pertamina dan ‘Pertamini’. Pasalnya jika harga BBM naik pada kisaran Rp 6.500 per liter, Pertamini bisa dipastikan akan mematok premium atau solar pada di angka Rp 8.000 per botol. Demikian pengakuan dari beberapa agen Pertamini yang sempat diwawancarai.
Kalau sudah begitu keputusannya, itu sama saja membuat rakyat makin sengsara. Sopir angkot bakal makin sulit kejar setoran, karena saat harga baru BBM diberlakukan, tarif angkutan umum belum langsung naik. Hal itu bakal memicu aksi menaikkan tarif angkutan umum secara sepihak oleh para sopir. Jika dinaikkan, keluhan juga pasti akan datang dari kalangan pegawai swasta dan negeri, karena gaji mereka tidak naik.
“Kalau BBM naik, pasti harga – harga barang di pasar juga pasti naik. Tak hanya itu, bahkan harga pakaian dalam saja bisa naik. Kalau ada kabar pemerintah siapkan bantuan dana kompensasi itu sama dengan membodihi masyarakat. Mendingan dana itu digunakan untuk subsidi BBM saja. Tapi yang namanya rakyat kecil tetap tidak bisa bebuat apa – apa. Kami sering jadi korban dari kebijakan pemerintah,” ungkap Rodi, sopir angkot Langowan – Kawangkoan.(ang)