Manado, BeritaManado.com – Manado merupakan salah-satu kota paling rawna banjir di Indonesia. Membutuhkan waktu dan dana tidak sedikit untuk menjadikan Manado bebas banjir.
Paling tidak ada 3 faktor penyebab banjir seperti diutarakan Kadis PUPR Kota Manado, Peter Karl Bart Assa ST, MSc, PhD, yakni disebabkan manusia, manusia dan salah pengelolaan.
“Banjir itu ada yang karena alam, manusia atau salah pengelolaan pemerintah,” ujar Bart Assa, Kamis (15/2/2018).
Lanjut Bart Assa, banjir kota Manado sudah ada sejak dulu, sehingga berbagai pembangunan tak memikirkan secara dini peristiwa banjir. Berbeda dengan pembangunan kota baru yang memang didesain sedemikian rupa.
“Masalah drainase di kota ini sangat rumit, karena sudah ada dari dulu kala. Ini tak terencana. Tapi meski agak terlambat, kita juga harus lakukan penanggulangan,” tandas Bart Assa.
Semakin hari, makin banyak pembangunan di Manado. Seiring dengan itu, makin tak mumpuni juga saluran air di kota ini. Masyarakat seharusnya sadar.
“Saya contohkan. pelebaran jalan, curi ruang drainase. Warga buat rumah, pagarnya curi drainase. Kalau di pinggir sungai, mereka bangun masih ke arah sungai. Ini tak terkontrol,” tukas Bart Assa.
Kota Manado sebenarnya punya peraturan daerah soal tata ruang, satu di antaranya rumah tak boleh lewat sepadan sungai atau sepadan jalan drainase.
“Sesuai dengan perda, yang kedapatan memang harus mendapat punishment. Tapi yah itu membutuhkan dana yang sangat bedat,” ujar Assa.
(***/Jrp)
Manado, BeritaManado.com – Manado merupakan salah-satu kota paling rawna banjir di Indonesia. Membutuhkan waktu dan dana tidak sedikit untuk menjadikan Manado bebas banjir.
Paling tidak ada 3 faktor penyebab banjir seperti diutarakan Kadis PUPR Kota Manado, Peter Karl Bart Assa ST, MSc, PhD, yakni disebabkan manusia, manusia dan salah pengelolaan.
“Banjir itu ada yang karena alam, manusia atau salah pengelolaan pemerintah,” ujar Bart Assa, Kamis (15/2/2018).
Lanjut Bart Assa, banjir kota Manado sudah ada sejak dulu, sehingga berbagai pembangunan tak memikirkan secara dini peristiwa banjir. Berbeda dengan pembangunan kota baru yang memang didesain sedemikian rupa.
“Masalah drainase di kota ini sangat rumit, karena sudah ada dari dulu kala. Ini tak terencana. Tapi meski agak terlambat, kita juga harus lakukan penanggulangan,” tandas Bart Assa.
Semakin hari, makin banyak pembangunan di Manado. Seiring dengan itu, makin tak mumpuni juga saluran air di kota ini. Masyarakat seharusnya sadar.
“Saya contohkan. pelebaran jalan, curi ruang drainase. Warga buat rumah, pagarnya curi drainase. Kalau di pinggir sungai, mereka bangun masih ke arah sungai. Ini tak terkontrol,” tukas Bart Assa.
Kota Manado sebenarnya punya peraturan daerah soal tata ruang, satu di antaranya rumah tak boleh lewat sepadan sungai atau sepadan jalan drainase.
“Sesuai dengan perda, yang kedapatan memang harus mendapat punishment. Tapi yah itu membutuhkan dana yang sangat bedat,” ujar Assa.
(***/Jrp)