BITUNG — Warga Kelurahan Papusungan mengeluhkan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bitung yang merusak sejumlah kuburan warga saat mengerjakan pembangunan jalan rintisan di kelurahan tersebut. Menurut warga, pihak PU melakukan pengurusakan kuburan bulan lalu saat pekerjaan jalan melewati lokasi pekuburan warga di Kelurahan Papusungan.
“Kami sangat menyesalkan cara kerja Dinas PU yang asal-asalan sehingga harus merusak kuburan warga. Padahal sejak awal kami sudah ajukan permohonan saluran dan talut sebelum dilakukan pengerjaan jalan agar tidak merusak kuburan warga,” kata dua warga Papusungan, Jackson Kakambong dan Gasim Kakambong, Kamis (05/05).
Menurut kedua warga ini, permohonan mereka tidak digubris oleh pihak Dinas PU. Buktinya pada saat pengerjaan jalan itu, lokasi pekuburan yang dikuatirkan bakal runtuh, ternyata tidak dibuatkan saluran dan talud terlebih dahulu, akibatnya sekitar 10 kuburan di lokasi itu runtuh saat dilakukan penggalian jalan. Bahkan rangka manusia di dalam kuburan pun ikut terangkat dari liang lahat.
“Kami sebagai keluarga pemilik kuburan meminta perhatian dan kepedulian
pemerintah untuk mengganti kerugian serta memperbaiki kuburan yang sudah rusak,” kata Kakombong.
Lebih ironisnya lagi menurut Kakombong, saat melakukan evakuasi dan pengangkatan rangka dalam kuburan rusak itu, hanya dilakukan oleh warga setempat tanpa dihadiri Camat setempat, padahal sebelumnya peristiwa itu sudah dilaporkan. Rangka dalam kuburan itu sendiri dilaporkan warga adalah kuburan dari oma Sarah Sihure yang merupakan orang tua dari warga setempat.
“Padahal sekarang sudah bulan Mei sementara permohonan kami pada bulan Februari lalu. Bahkan Dinas PU sudah beberapa kali turun ke lokasi dan melakukan pengukuran, tapi nyatanya belum juga dikerjakan, apalagi diganti rugi. Kalau pada bulan ini tidak diperbaiki maka kami akan tutup ruas jalan yang melewati lokasi pekuburan itu,” pungkasnya. (en)
BITUNG — Warga Kelurahan Papusungan mengeluhkan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bitung yang merusak sejumlah kuburan warga saat mengerjakan pembangunan jalan rintisan di kelurahan tersebut. Menurut warga, pihak PU melakukan pengurusakan kuburan bulan lalu saat pekerjaan jalan melewati lokasi pekuburan warga di Kelurahan Papusungan.
“Kami sangat menyesalkan cara kerja Dinas PU yang asal-asalan sehingga harus merusak kuburan warga. Padahal sejak awal kami sudah ajukan permohonan saluran dan talut sebelum dilakukan pengerjaan jalan agar tidak merusak kuburan warga,” kata dua warga Papusungan, Jackson Kakambong dan Gasim Kakambong, Kamis (05/05).
Menurut kedua warga ini, permohonan mereka tidak digubris oleh pihak Dinas PU. Buktinya pada saat pengerjaan jalan itu, lokasi pekuburan yang dikuatirkan bakal runtuh, ternyata tidak dibuatkan saluran dan talud terlebih dahulu, akibatnya sekitar 10 kuburan di lokasi itu runtuh saat dilakukan penggalian jalan. Bahkan rangka manusia di dalam kuburan pun ikut terangkat dari liang lahat.
“Kami sebagai keluarga pemilik kuburan meminta perhatian dan kepedulian
pemerintah untuk mengganti kerugian serta memperbaiki kuburan yang sudah rusak,” kata Kakombong.
Lebih ironisnya lagi menurut Kakombong, saat melakukan evakuasi dan pengangkatan rangka dalam kuburan rusak itu, hanya dilakukan oleh warga setempat tanpa dihadiri Camat setempat, padahal sebelumnya peristiwa itu sudah dilaporkan. Rangka dalam kuburan itu sendiri dilaporkan warga adalah kuburan dari oma Sarah Sihure yang merupakan orang tua dari warga setempat.
“Padahal sekarang sudah bulan Mei sementara permohonan kami pada bulan Februari lalu. Bahkan Dinas PU sudah beberapa kali turun ke lokasi dan melakukan pengukuran, tapi nyatanya belum juga dikerjakan, apalagi diganti rugi. Kalau pada bulan ini tidak diperbaiki maka kami akan tutup ruas jalan yang melewati lokasi pekuburan itu,” pungkasnya. (en)