Tondano, BeritaManado.com — Menyambut pesta demokrasi Pilkada Minahasa 27 Juni 2018, atribut dua Parpol besar peserta Pilkada yaitu Golkar dan PDIP makin marak menguasai ruas jalan protokol di Tondano.
Atribut yang terpampang jelas bukan hanya menghiasi ruas jalan protokol, namun pusat pertokoan hingga masuk ke lorong-lorong jalan kelurahan, warna kuning dan merah menyedot perhatian publik sejauh mata memandang.
“Minahasa sudah lama menjadi barometer politik, padahal ada 6 kabupaten/kota di Sulut melaksanakan Pilkada serentak,” tandas Tommy Piter warga Tondano, Sabtu (15/4/2018).
Ia mengaku, benar bawha Pilkada Minahasa menyedot perhatian publik dimanapun berada, soalnya Pilkada kali ini menyajikan pertarungan bergengsi dan harga diri, apalagi hanya diikuti 2 Parpol besar Golkar dan PDIP.
Ditanya maraknya 2 atribut Parpol mendominasi seluruh pelosok kota Tondano, Piter menjawab, itu hal lumrah soalnya Pilkada hanya berlangsung 5 tahun sekali, ini baru namanya pesta demokrasi bagi seluruh rakyat Minahasa.
“Tensi politik memang lagi hangat, jumlah atribut bukan menjadi tolak ukur menentukan calon mana yang menang dan kalah, karena yang akan dipilih adalah figurbukan atribut. Begitu Pesta demorkasi usai, maka kondisi akan kembali sepertisemula,’ sebutnya.
(Ferry Lesar)
Tondano, BeritaManado.com — Menyambut pesta demokrasi Pilkada Minahasa 27 Juni 2018, atribut dua Parpol besar peserta Pilkada yaitu Golkar dan PDIP makin marak menguasai ruas jalan protokol di Tondano.
Atribut yang terpampang jelas bukan hanya menghiasi ruas jalan protokol, namun pusat pertokoan hingga masuk ke lorong-lorong jalan kelurahan, warna kuning dan merah menyedot perhatian publik sejauh mata memandang.
“Minahasa sudah lama menjadi barometer politik, padahal ada 6 kabupaten/kota di Sulut melaksanakan Pilkada serentak,” tandas Tommy Piter warga Tondano, Sabtu (15/4/2018).
Ia mengaku, benar bawha Pilkada Minahasa menyedot perhatian publik dimanapun berada, soalnya Pilkada kali ini menyajikan pertarungan bergengsi dan harga diri, apalagi hanya diikuti 2 Parpol besar Golkar dan PDIP.
Ditanya maraknya 2 atribut Parpol mendominasi seluruh pelosok kota Tondano, Piter menjawab, itu hal lumrah soalnya Pilkada hanya berlangsung 5 tahun sekali, ini baru namanya pesta demokrasi bagi seluruh rakyat Minahasa.
“Tensi politik memang lagi hangat, jumlah atribut bukan menjadi tolak ukur menentukan calon mana yang menang dan kalah, karena yang akan dipilih adalah figurbukan atribut. Begitu Pesta demorkasi usai, maka kondisi akan kembali sepertisemula,’ sebutnya.
(Ferry Lesar)