Mitra, BeritaManado.com – Maksud hati hanya sekedar bermain-main, tapi siapa sangka tindakan sejumlah anak remaja di Desa Basaan Satu yang melempari mobil rombongan Hari Persatuan (Hapsa) Wanita Kaum Ibu (WKI) Sinode GMIM akhirnya harus berurusan dengan aparat kepolisian, Sabtu (27/5/2017).
Mirisnya, sukses pagelaran Hapsa WKI Sinode GMIM di wilayah Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) justru tercoreng akibat aksi tak terpuji para remaja baru gede tersebut.
Peristiwanya bermula saat iring-ringan rombongan Hapsa hendak kembali ke tempat masing-masing. Ketika melintas di Desa Basaan Satu, tiba-tiba saja kendaraan bus khususnya yang ditumpangi romobongan Jemaat Sosonopan Paniki, dilempari batu sehingga mengakibatkan kaca samping pecah.
Atas insiden pelemparan ini, sejumlah penumpang yang umumnya kaum perempuan harus mendapat penanganan medis karena mengalami luka akibat terkena serpihan pecahan kaca mobil.
“Saat terima kabar kami langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian Polsek Ratatotok dan bergegas ke lokasi kejadian. Atas informasi yang didapat, dimanakan tiga orang anak beranjak remaja yang diduga kuat sebagai pelaku pelemparan,” jelas Camat Ratatotok Nova Ngongoloy di lokasi kejadian.
Selaku kepala wilayah Ratatotok, Ngongoloy menyayangkan kejadian tersebut sembari menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh peserta Hapsa WKI GMIM khususnya yang mengalami insiden pelemparan.
“Kami berharap kejadian ini tak akan terulang kembali sehingga masyarakat terutama para pengendara yang melintas di wilayah Mitra merasa aman dan nyaman,” pesannya.
Sementara pengakuan ketiga remaja yang diduga sebagai pelaku pelemparan saat diamankan tim Patroli Polsek Ratatotok mengatakan, mereka saat itu hanya bermain-main dan tak menyangka akan seperti itu kejadiannya.
“Torang memang cuma bermain nda sangka kalo mo jadi bagitu,” ungkap mereka sambil menangis.
Sejumlah rombongan sendiri menyesalkan tindakan pelemparan tersebut.
“Sebenarnya ada kenangan manis saat pulang dari Mitra, mulai dari infrastruktur jalan yang sudah mantap serta objek wisata yang menjanjikan, tapi dengan kejadian ini membuat rasa aman berkurang,” ungkap seorang ibu. (rulan sandag)
Mitra, BeritaManado.com – Maksud hati hanya sekedar bermain-main, tapi siapa sangka tindakan sejumlah anak remaja di Desa Basaan Satu yang melempari mobil rombongan Hari Persatuan (Hapsa) Wanita Kaum Ibu (WKI) Sinode GMIM akhirnya harus berurusan dengan aparat kepolisian, Sabtu (27/5/2017).
Mirisnya, sukses pagelaran Hapsa WKI Sinode GMIM di wilayah Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) justru tercoreng akibat aksi tak terpuji para remaja baru gede tersebut.
Peristiwanya bermula saat iring-ringan rombongan Hapsa hendak kembali ke tempat masing-masing. Ketika melintas di Desa Basaan Satu, tiba-tiba saja kendaraan bus khususnya yang ditumpangi romobongan Jemaat Sosonopan Paniki, dilempari batu sehingga mengakibatkan kaca samping pecah.
Atas insiden pelemparan ini, sejumlah penumpang yang umumnya kaum perempuan harus mendapat penanganan medis karena mengalami luka akibat terkena serpihan pecahan kaca mobil.
“Saat terima kabar kami langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian Polsek Ratatotok dan bergegas ke lokasi kejadian. Atas informasi yang didapat, dimanakan tiga orang anak beranjak remaja yang diduga kuat sebagai pelaku pelemparan,” jelas Camat Ratatotok Nova Ngongoloy di lokasi kejadian.
Selaku kepala wilayah Ratatotok, Ngongoloy menyayangkan kejadian tersebut sembari menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh peserta Hapsa WKI GMIM khususnya yang mengalami insiden pelemparan.
“Kami berharap kejadian ini tak akan terulang kembali sehingga masyarakat terutama para pengendara yang melintas di wilayah Mitra merasa aman dan nyaman,” pesannya.
Sementara pengakuan ketiga remaja yang diduga sebagai pelaku pelemparan saat diamankan tim Patroli Polsek Ratatotok mengatakan, mereka saat itu hanya bermain-main dan tak menyangka akan seperti itu kejadiannya.
“Torang memang cuma bermain nda sangka kalo mo jadi bagitu,” ungkap mereka sambil menangis.
Sejumlah rombongan sendiri menyesalkan tindakan pelemparan tersebut.
“Sebenarnya ada kenangan manis saat pulang dari Mitra, mulai dari infrastruktur jalan yang sudah mantap serta objek wisata yang menjanjikan, tapi dengan kejadian ini membuat rasa aman berkurang,” ungkap seorang ibu. (rulan sandag)