Pineleng – Tim Asian Communication Network, yang bekerja sama dengan Badan Komunikasi Katolik Sedunia atau yang kerap dikenal dengan nama SIGNIS, hari ini Senin (1/9/2014) menggelar kegiatan seminar tentang pentingnya aspek komunikasi dalam misi pewartaan gereja, bertempat di aula Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng (STF-SP).
Dari informasi yang dirangkum, kegiatan ini akan digelar selama 5 hari, mulai 1-5 September dengan sejumlah topik seminar tentang peranan komunikasi dalam misi pewartaan gereja.
Adapun kegiatan ini ditujukan bagi para calon pelayan umat. Pasalnya, lewat seminar ini, mereka (para calon pelayan umat-red) mampu berkomunikasi dalam mewartakan Sabda Allah kepada umat, dengan lebih baik.
Dalam seminar tentang Dokumen Gereja dan komunikasi , Profesor Chainarong Monthhienvichienchai dari Thailand mengungkapkan, bagaimana komunikasi adalah hal penting dalam hidup menggereja.
“Komunikasi adalah suatu cara di mana Allah menyatakan kasih-Nya kepada manusia,” ujar Chainarong.
Dia menjelaskan, lewat komunikasi, Allah membangun dan membentuk umat pilihan-Nya. Makanya, Gereja sebagai umat Allah harus mampu memainkan peranannya untuk berkomunikasi.
“Sebab kita semua diberi rahmat untuk mampu berkomunikasi. Berarti, dengan kemampuan ini, misi Gereja mewartakan Injil dapat terwujud,” tandasnya.
Senada dengan Chainarong, Dosen Mata Kuliah Teologi dan Komunikasi, DR. Joseph Ansow, mengatakan tugas gereja untuk mewartakan Sabda Allah, erat kaitannya dengan komunikasi.
“Sebab pada hakekatnya tugas gereja adalah sebagai pewarta. Gereja adalah medium is message. Sebagai sarana dan juga sebagai pesan pada dirinya sendiri,” ungkap Pastor Yo sapaan karibnya.
Dijelaskannya,hakekat gereja ini harus ditunjang dengan komunikasi dan identifikasi.
“Komunikasi mengandaikan identifikasi yang baik, juga sebaliknya. Sebab hal yang penting dalam sebuah komunikasi adalah mengenal diri dengan baik gereja dan umat,” bedah Ansow.
Dengan penekanan ini, tambahnya, komunikasi menjadi sebuah kekuatan bagi gereja untuk menunaikan tugasnya menghantar umat ke dalam Kerajaan Allah.
“Makanya, Gereja harus komunikatif. Nah, bagaimana ciri gereja yang komunikatif? Yaitu, gereja yang berpartisipasi dalam kontekstualisasi evangelisasi. Artinya, gere harus terbuka terhadap situasi di sekitarnya, termasuk kemiskinan, pluralitas, tradisi dan budaya,” tukas imam praja ini. (leriandokambey)
Pineleng – Tim Asian Communication Network, yang bekerja sama dengan Badan Komunikasi Katolik Sedunia atau yang kerap dikenal dengan nama SIGNIS, hari ini Senin (1/9/2014) menggelar kegiatan seminar tentang pentingnya aspek komunikasi dalam misi pewartaan gereja, bertempat di aula Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng (STF-SP).
Dari informasi yang dirangkum, kegiatan ini akan digelar selama 5 hari, mulai 1-5 September dengan sejumlah topik seminar tentang peranan komunikasi dalam misi pewartaan gereja.
Adapun kegiatan ini ditujukan bagi para calon pelayan umat. Pasalnya, lewat seminar ini, mereka (para calon pelayan umat-red) mampu berkomunikasi dalam mewartakan Sabda Allah kepada umat, dengan lebih baik.
Dalam seminar tentang Dokumen Gereja dan komunikasi , Profesor Chainarong Monthhienvichienchai dari Thailand mengungkapkan, bagaimana komunikasi adalah hal penting dalam hidup menggereja.
“Komunikasi adalah suatu cara di mana Allah menyatakan kasih-Nya kepada manusia,” ujar Chainarong.
Dia menjelaskan, lewat komunikasi, Allah membangun dan membentuk umat pilihan-Nya. Makanya, Gereja sebagai umat Allah harus mampu memainkan peranannya untuk berkomunikasi.
“Sebab kita semua diberi rahmat untuk mampu berkomunikasi. Berarti, dengan kemampuan ini, misi Gereja mewartakan Injil dapat terwujud,” tandasnya.
Senada dengan Chainarong, Dosen Mata Kuliah Teologi dan Komunikasi, DR. Joseph Ansow, mengatakan tugas gereja untuk mewartakan Sabda Allah, erat kaitannya dengan komunikasi.
“Sebab pada hakekatnya tugas gereja adalah sebagai pewarta. Gereja adalah medium is message. Sebagai sarana dan juga sebagai pesan pada dirinya sendiri,” ungkap Pastor Yo sapaan karibnya.
Dijelaskannya,hakekat gereja ini harus ditunjang dengan komunikasi dan identifikasi.
“Komunikasi mengandaikan identifikasi yang baik, juga sebaliknya. Sebab hal yang penting dalam sebuah komunikasi adalah mengenal diri dengan baik gereja dan umat,” bedah Ansow.
Dengan penekanan ini, tambahnya, komunikasi menjadi sebuah kekuatan bagi gereja untuk menunaikan tugasnya menghantar umat ke dalam Kerajaan Allah.
“Makanya, Gereja harus komunikatif. Nah, bagaimana ciri gereja yang komunikatif? Yaitu, gereja yang berpartisipasi dalam kontekstualisasi evangelisasi. Artinya, gere harus terbuka terhadap situasi di sekitarnya, termasuk kemiskinan, pluralitas, tradisi dan budaya,” tukas imam praja ini. (leriandokambey)