Amurang, BeritaManado — Aksi terorisme yang terjadi beberapa hari terakhir menjadi perhatian dunia termasuk warga masyarakat yang berada di Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel).
Seorang tokoh masyarakat Kecamatan Sinonsayang, Noldy Poluakan menginformasikan kepada BeritaManado.com, bahwa pada Jumat (18/5/2018) malam, masyarakat Sinonsayang melakukan doa bersama.
“Selain doa bersama, kami melakukan pemasangan lilin yang dipusatkan di Desa Ongkaw Dua sebagai ibu kota Kecamatan. Kegiatan ini disponsori oleh Panji Yosua wilayah Sinonsayang yang di nakhodai, Junaidi Lepa,” ujar Noldy Poluakan.
Acara ini diadakan di Monumen Pahlawan Nasional AG. Lembong, turut dihadiri oleh Ketua Wilayah GMIM Sinonsayang, Pendeta Otni Rungkat STh dan tokoh masyarakat dan tokoh gereja lainya.
“Sebagai pintu masuk dari berbagai daerah di Pulau Sulawesi dan dari Pulau Jawa sehingga tingkat kewaspadaan harus dijaga. Bahkan ada potensi penyeberangan Laut dari Negara Philipina, sehingga perlu mengantisipasi segala kemungkinan untuk mempersempit bahkan memutus peluang para teroris dan kaum radikal masuk,” ungkap Noldy Poluakan.
Bahkan Noldy Poluakan yang juga Sekretaris Ormas LAKI Sulut, mengharapkan pintu masuk perbatasan di Desa Durian dibuatkan pos jaga.
“Kalau bisa di Desa Durian dibangun pos jaga dan pemeriksaan keluar masuk kendaraan,” pinta Noldy.
(TamuraWatung)
Amurang, BeritaManado — Aksi terorisme yang terjadi beberapa hari terakhir menjadi perhatian dunia termasuk warga masyarakat yang berada di Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel).
Seorang tokoh masyarakat Kecamatan Sinonsayang, Noldy Poluakan menginformasikan kepada BeritaManado.com, bahwa pada Jumat (18/5/2018) malam, masyarakat Sinonsayang melakukan doa bersama.
“Selain doa bersama, kami melakukan pemasangan lilin yang dipusatkan di Desa Ongkaw Dua sebagai ibu kota Kecamatan. Kegiatan ini disponsori oleh Panji Yosua wilayah Sinonsayang yang di nakhodai, Junaidi Lepa,” ujar Noldy Poluakan.
Acara ini diadakan di Monumen Pahlawan Nasional AG. Lembong, turut dihadiri oleh Ketua Wilayah GMIM Sinonsayang, Pendeta Otni Rungkat STh dan tokoh masyarakat dan tokoh gereja lainya.
“Sebagai pintu masuk dari berbagai daerah di Pulau Sulawesi dan dari Pulau Jawa sehingga tingkat kewaspadaan harus dijaga. Bahkan ada potensi penyeberangan Laut dari Negara Philipina, sehingga perlu mengantisipasi segala kemungkinan untuk mempersempit bahkan memutus peluang para teroris dan kaum radikal masuk,” ungkap Noldy Poluakan.
Bahkan Noldy Poluakan yang juga Sekretaris Ormas LAKI Sulut, mengharapkan pintu masuk perbatasan di Desa Durian dibuatkan pos jaga.
“Kalau bisa di Desa Durian dibangun pos jaga dan pemeriksaan keluar masuk kendaraan,” pinta Noldy.
(TamuraWatung)