Oleh: Dr.Fabian J. Manoppo
Tinggal beberapa hari lagi umat Kristiani di seluruh dunia akan merayakan Paskah. Apakah yang sudah dan akan kita lakukan sebagai orang Kristen dalam memaknai perayaan Paskah.
Lewat tulisan singkat ini saya ingin mengajak kita untuk sedikit merefleksikan diri kita dengan sedikit menyimak sejarah Paskah dan sisi kehidupan Brutus seorang senator Romawi sebagai berikut.
Paskah (bahasa Yunani: ????? atau Paskha) adalah perayaan terpenting dalam tahun liturgi gerejawi Kristen. Bagi umat Kristen, Paskah identik dengan Yesus, yang oleh Paulus disebut sebagai “Anak Domba Paskah”. Jemaat Kristen hingga saat ini percaya bahwa Yesus disalibkan, mati dan dikuburkan, dan pada hari yang ketiga bangkit dari antara orang mati.
Paskah, merayakan hari kebangkitan tersebut dan merupakan perayaan yang terpenting karena memperingati peristiwa yang paling sakral dalam hidup Yesus. Intinya Yesus telah mengorbankan dirinya untuk menebus dosa-dosa manusia sehingga manusia luput dari maut (Sumber: Wikipedia).
Marcus Junius Brutus (85 – 42 SM), atau Quintus Servilius Caepio Brutus. Brutus adalah seorang senator Romawi yang dikenal oleh dunia moderen sebagai pemimpin konspirasi pembunuhan Julius Caesar. Kronologi kehidupannya 85 SM – Dilahirkan di Roma, 58 SM – Asisten Cato, gubernur Siprus, 53 SM – Menjabat quaestor di Cilicia , 49 SM – Ikut bersama Pompey ke Yunani pada masa perang saudara melawan Caesar, 48 SM – Diampuni oleh Caesar, 46 SM – Diangkat menjadi gubernur Gaul, 45 SM – Diangkat menjadi Praetor, 44 SM – Membunuh Caesar dengan senator-senator lain; lari ke Athena dan selanjutnya Kreta, 42 SM – Mencoba merebut Roma pada Pertempuran Philippi; gagal dan bunuh diri (Sumber: Wikipedia).
Intinya, Brutus adalah seorang manusia yang sungguh tidak tahu berterima kasih, sudah diberi jabatan serta kehidupan yang layak oleh Caesar, dia masih tetap tidak puas dan ingin memiliki lebih daripada itu dengan cara ingin merebut dan bahkan ingin membunuh Caesar.
Dari cerita diatas mudah-mudahan dapat memberikan suatu perenungan bagi kita manusia yang hidup di jaman moderen saat ini. Pola hidup Hedonis telah merasuk hampir setiap manusia di muka bumi ini, dimana hidup hanya untuk mengejar, mengumpulkan materi dan kesenangan dunia. Manusia rela melakukan apa saja bahkan seperti yang dilakukan oleh Brutus sekalipun.
Hal ini tentunya sangat berbeda dengan pengorbanan yang dilakukan oleh Yesus Kristus yang rela mati hanya untuk menebus dan menyelematkan dosa-dosa umat manusia. Ritual perayaan keagamaan seperti Paskah, Natal yang diikuti orang Kristen saat ini tidak lebih karena tradisi turun temurun dari orang tua dan lebih parah lagi sebagian manusia secara perlahan mulai melupakan pengorbanan Yesus Kristus.
Semoga kita dapat mengambil makna dari Paskah yang sebenarnya dan tidak ingin menjadi seperti Brutus.
Oleh: Dr.Fabian J. Manoppo
Tinggal beberapa hari lagi umat Kristiani di seluruh dunia akan merayakan Paskah. Apakah yang sudah dan akan kita lakukan sebagai orang Kristen dalam memaknai perayaan Paskah.
Lewat tulisan singkat ini saya ingin mengajak kita untuk sedikit merefleksikan diri kita dengan sedikit menyimak sejarah Paskah dan sisi kehidupan Brutus seorang senator Romawi sebagai berikut.
Paskah (bahasa Yunani: ????? atau Paskha) adalah perayaan terpenting dalam tahun liturgi gerejawi Kristen. Bagi umat Kristen, Paskah identik dengan Yesus, yang oleh Paulus disebut sebagai “Anak Domba Paskah”. Jemaat Kristen hingga saat ini percaya bahwa Yesus disalibkan, mati dan dikuburkan, dan pada hari yang ketiga bangkit dari antara orang mati.
Paskah, merayakan hari kebangkitan tersebut dan merupakan perayaan yang terpenting karena memperingati peristiwa yang paling sakral dalam hidup Yesus. Intinya Yesus telah mengorbankan dirinya untuk menebus dosa-dosa manusia sehingga manusia luput dari maut (Sumber: Wikipedia).
Marcus Junius Brutus (85 – 42 SM), atau Quintus Servilius Caepio Brutus. Brutus adalah seorang senator Romawi yang dikenal oleh dunia moderen sebagai pemimpin konspirasi pembunuhan Julius Caesar. Kronologi kehidupannya 85 SM – Dilahirkan di Roma, 58 SM – Asisten Cato, gubernur Siprus, 53 SM – Menjabat quaestor di Cilicia , 49 SM – Ikut bersama Pompey ke Yunani pada masa perang saudara melawan Caesar, 48 SM – Diampuni oleh Caesar, 46 SM – Diangkat menjadi gubernur Gaul, 45 SM – Diangkat menjadi Praetor, 44 SM – Membunuh Caesar dengan senator-senator lain; lari ke Athena dan selanjutnya Kreta, 42 SM – Mencoba merebut Roma pada Pertempuran Philippi; gagal dan bunuh diri (Sumber: Wikipedia).
Intinya, Brutus adalah seorang manusia yang sungguh tidak tahu berterima kasih, sudah diberi jabatan serta kehidupan yang layak oleh Caesar, dia masih tetap tidak puas dan ingin memiliki lebih daripada itu dengan cara ingin merebut dan bahkan ingin membunuh Caesar.
Dari cerita diatas mudah-mudahan dapat memberikan suatu perenungan bagi kita manusia yang hidup di jaman moderen saat ini. Pola hidup Hedonis telah merasuk hampir setiap manusia di muka bumi ini, dimana hidup hanya untuk mengejar, mengumpulkan materi dan kesenangan dunia. Manusia rela melakukan apa saja bahkan seperti yang dilakukan oleh Brutus sekalipun.
Hal ini tentunya sangat berbeda dengan pengorbanan yang dilakukan oleh Yesus Kristus yang rela mati hanya untuk menebus dan menyelematkan dosa-dosa umat manusia. Ritual perayaan keagamaan seperti Paskah, Natal yang diikuti orang Kristen saat ini tidak lebih karena tradisi turun temurun dari orang tua dan lebih parah lagi sebagian manusia secara perlahan mulai melupakan pengorbanan Yesus Kristus.
Semoga kita dapat mengambil makna dari Paskah yang sebenarnya dan tidak ingin menjadi seperti Brutus.