MANADO – Semua telah lewat dan menjadi sejarah tentunya, tapi bagi Anes Supit, bagian Litbang PDI-Perjuangan Sulut, kebenaran harus diceritakan dengan putih bersih, khususnya mengenai kisah para calon yang mendaftar di PDIP sebagai Calon Wali Kota Manado, dan Calon Wakil Wali Kota Manado.
Menurut Anes Supit, saat berbincang dengan beritamanado di RM Kitawaya, Senin (21/02) malam. Saat itu yang mendaftar sebagai calon untuk maju di Pilwako Manado melalui PDIP ada sembilan orang. Di antaranya, James Karinda, SH yang saat itu sebagai Ketua DPD PDIP Manado, kemudian Mei Handoko-Kolondam, Meybi Mariana Saerang, Agus Tahendung, Jeffry Massie, Andre Angouw, Kol Laut Ronnie Mandagie, Hi Burhanuddin SE, Agustien Kambey, dan Greety CH Sumaiku.
Sedangkan mengenai cerita tidak lolosnya MMS sapaan akrab Meybi Saerang, menurut Anes, itu merupakan sesuatu yang wajar, karena memang yang bersangkutan tidak bisa menunjukkan ijazah SMP maupun SMA.
”Saya tahu dengan pasti itu, dan memegang semua datanya karena saya ketua tim verifikasi saat itu,” ujar Anes.
Sementara itu, mengenai tidak lolosnya Jackson Kumaat, sebagai calon dari PDIP kata Anes, sebenarnya Jacko sapaan akrabnya, sudah memasukkan dana kesanggupan sebesar Rp 11 miliar ke uang kas PDIP, tetapi figur ini telah membuat ketersinggungan dengan salah seorang pengurus DPP PDIP.
Singkat cerita kata Anes, pilihan PDIP saat itu jatuh kepada figur Ir Marhanny V. Pua, dengan adanya jaminan bantuan dana dari seorang pengurus DPP PDIP.
”Sebenarnya panjang sejarahnya, tapi ini dulu ringkasannya,” pungkasnya. (abm)