Manado- Dua akademisi sekaligus peneliti dari Wageningen University Belanda masing-masing, Rene Hesjens dan Lawrence Jones Wolters, Selasa (06/10) kemarin, bicara tentang hasil kajian mereka terkait ekowisata termasuk di Sulawesi Utara. Menurut keduanya, iven World Ocean Confference (WOC) turut mendorong naiknya jumlah wisatawan, namun kondisi itu tidak bertahan lama.
“Ada peningkatan jumlah wisatawan di Sulawesi Utara khususnya saat pelaksanaan WOC. Namun setelah itu, trennya relative menurun,” ujar keduanya saat kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan sejumlah lembaga di Sekretariat AJI Manado.
Dalam kesmepatan itu, keduanya juga memaparkan peta dan peluang pengembangan sector pariwisata di dunia termasuk di Indonesia.
“Jumlah wisatawan terbanyak masih didominasi negara-negara eropa. Disusul Asia, lalu Amerika, Timur Tengah, dan terakhir Afrika. Tren wisatawan asal Asia terus naik,” jelas keduanya.
Sementara itu, Project Leader Pemberdayaan Masyarakat dan Pendidikan Konservasi Alam (Yapeka), Akbar A Digdo juga memaparkan tentang pemetaan sector ekowisata di Sulawesi Utara termasuk peluang pengembangannya. Digdo juga sepakat, pengembangan sector ekowisata harus melibatkan peran masyarakat sekitar sehingga ikut mendorong perekonomian masyarakat.
Diketahui, tujuan FGD dan pertemuan dengan sejumlah lembaga itu juga untuk mengorganisasikan kerjasama antara pemerintah, LSM, private sector, dan masyarakat dalam membangun ekowisata dengan pendekatan bentang alam yang melibatkan desa Bahoi dan desa-desa di sekitarnya. Termasuk mulai digagasnya satu peluang pendanaan untuk mendukung ekowisata di Bahoi, Minahasa Utara. (leka)
Manado- Dua akademisi sekaligus peneliti dari Wageningen University Belanda masing-masing, Rene Hesjens dan Lawrence Jones Wolters, Selasa (06/10) kemarin, bicara tentang hasil kajian mereka terkait ekowisata termasuk di Sulawesi Utara. Menurut keduanya, iven World Ocean Confference (WOC) turut mendorong naiknya jumlah wisatawan, namun kondisi itu tidak bertahan lama.
“Ada peningkatan jumlah wisatawan di Sulawesi Utara khususnya saat pelaksanaan WOC. Namun setelah itu, trennya relative menurun,” ujar keduanya saat kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan sejumlah lembaga di Sekretariat AJI Manado.
Dalam kesmepatan itu, keduanya juga memaparkan peta dan peluang pengembangan sector pariwisata di dunia termasuk di Indonesia.
“Jumlah wisatawan terbanyak masih didominasi negara-negara eropa. Disusul Asia, lalu Amerika, Timur Tengah, dan terakhir Afrika. Tren wisatawan asal Asia terus naik,” jelas keduanya.
Sementara itu, Project Leader Pemberdayaan Masyarakat dan Pendidikan Konservasi Alam (Yapeka), Akbar A Digdo juga memaparkan tentang pemetaan sector ekowisata di Sulawesi Utara termasuk peluang pengembangannya. Digdo juga sepakat, pengembangan sector ekowisata harus melibatkan peran masyarakat sekitar sehingga ikut mendorong perekonomian masyarakat.
Diketahui, tujuan FGD dan pertemuan dengan sejumlah lembaga itu juga untuk mengorganisasikan kerjasama antara pemerintah, LSM, private sector, dan masyarakat dalam membangun ekowisata dengan pendekatan bentang alam yang melibatkan desa Bahoi dan desa-desa di sekitarnya. Termasuk mulai digagasnya satu peluang pendanaan untuk mendukung ekowisata di Bahoi, Minahasa Utara. (leka)