MANADO – Wakil Gubernur Sulawesi Utara Drs. Djouhari Kansil, M.Pd, hari ini menerima kunjungan A.M Fatwa, anggota DPD RI, Mantan Wakil Ketua MPR RI Periode 2004 – 2009 di ruang kerjanya. Kunjungan A.M. Fatwa kali ini dalam kapasitas beliau sebagai Ketua Panitia Peringatan 1 abad MR. Sjariffudin Prawiranegara yang dalam sejarah pernah ditunjuk oleh Presiden Soekarno sebagai Penguasa Pemerintah Darurat RI di Sumatera setelah yogyakarta jatuh ke tangan Belanda.
A.M Fatwa melaporkan kepada Wakil Gubernur rencana Panitia Peringatan 1 Abad MR. Sjariffudin Prawiranegara yang akan menggelar seminar tentang Pelurusan Sejarah PRRI/Permesta yang rencananya akan digelar di Manado pada tanggal 4 Juli 2011. Seminar ini akan dilaksanakan bekerjasama dengan Universitas Sam Ratulangi dan didukung oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.
Menurut rencana para ahli sejarah dan ahli hukum tata negara nasional yang berkompeten dan menguasai peristiwa PRRI/Permesta termasuk Prof DR. A.M Fatwa dan para sejarawan daerah akan menjadi pembicara pada seminar tersebut. Seminar ini nantinya akan diikuti oleh kalangan akademisi, para pelaku sejarah PRRI/Permesta di Sulut yang masih hidup dan kalangan masyarakat yang berkepentingan dengan hal tersebut.
Pada kesempatan itu A.M Fatwa meminta dukungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara untuk penyelenggaraan seminar tersebut yang diharapkan akan memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang peristiwa PRRI/Permesta yang merupakan bagian dari sejarah perjalanan bangsa.
Wakil Gubernur atas nama Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara menyambut baik dan akan mendukung sepenuhnya pelaksanaan seminar Ini. Wagub mengharapkan hasil seminar ini akan memberikan pemahaman yang benar kepada seluruh rakyar Indonesia tentang hakekat PRRI/Permesta yang disebutnya sebagai “Cetusan Hati” tentang Eksistensi Kawasan Indonesia Timur sebagai bagian integral yang perlu mendapatkan perhatian yang sama dengan bagian Indonesia lainnnya pada waktu itu.
“Selama ini image yang berkembang adalah PRRI/Permesta adalah perjuangan “Separatis” dan inilah yang diharapkan dapat diluruskan melalui seminar ini,” ujar Kansil. (is)
MANADO – Wakil Gubernur Sulawesi Utara Drs. Djouhari Kansil, M.Pd, hari ini menerima kunjungan A.M Fatwa, anggota DPD RI, Mantan Wakil Ketua MPR RI Periode 2004 – 2009 di ruang kerjanya. Kunjungan A.M. Fatwa kali ini dalam kapasitas beliau sebagai Ketua Panitia Peringatan 1 abad MR. Sjariffudin Prawiranegara yang dalam sejarah pernah ditunjuk oleh Presiden Soekarno sebagai Penguasa Pemerintah Darurat RI di Sumatera setelah yogyakarta jatuh ke tangan Belanda.
A.M Fatwa melaporkan kepada Wakil Gubernur rencana Panitia Peringatan 1 Abad MR. Sjariffudin Prawiranegara yang akan menggelar seminar tentang Pelurusan Sejarah PRRI/Permesta yang rencananya akan digelar di Manado pada tanggal 4 Juli 2011. Seminar ini akan dilaksanakan bekerjasama dengan Universitas Sam Ratulangi dan didukung oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.
Menurut rencana para ahli sejarah dan ahli hukum tata negara nasional yang berkompeten dan menguasai peristiwa PRRI/Permesta termasuk Prof DR. A.M Fatwa dan para sejarawan daerah akan menjadi pembicara pada seminar tersebut. Seminar ini nantinya akan diikuti oleh kalangan akademisi, para pelaku sejarah PRRI/Permesta di Sulut yang masih hidup dan kalangan masyarakat yang berkepentingan dengan hal tersebut.
Pada kesempatan itu A.M Fatwa meminta dukungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara untuk penyelenggaraan seminar tersebut yang diharapkan akan memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang peristiwa PRRI/Permesta yang merupakan bagian dari sejarah perjalanan bangsa.
Wakil Gubernur atas nama Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara menyambut baik dan akan mendukung sepenuhnya pelaksanaan seminar Ini. Wagub mengharapkan hasil seminar ini akan memberikan pemahaman yang benar kepada seluruh rakyar Indonesia tentang hakekat PRRI/Permesta yang disebutnya sebagai “Cetusan Hati” tentang Eksistensi Kawasan Indonesia Timur sebagai bagian integral yang perlu mendapatkan perhatian yang sama dengan bagian Indonesia lainnnya pada waktu itu.
“Selama ini image yang berkembang adalah PRRI/Permesta adalah perjuangan “Separatis” dan inilah yang diharapkan dapat diluruskan melalui seminar ini,” ujar Kansil. (is)