Manado – Korban kebakaran Panti Asuhan Ashobirin dan 19 kepala keluarga lainnya di kelurahan Kombos Barat, kecamatan Singkil saat ini mengungsi di Kantor Lurah Kombos Barat.
Kepada BeritaManado.com, Ketua Panti Asuhan Ashobirin Asna Iyaku mengatakan, sejak menempati tempat pengungsian, berbagai bantuan sudah terima, mulai dari alas untuk tidur, makanan dan minuman serta keperluan mandi.
Sumbangan yang datang pun dari berbagai pihak mulai dari pemerintah kota Manado, TNI, gabungan rescue, donatur, masyarakat dan pihak lainnya.
Akibat peristiwa tersebut, sedikitnya 47 anak panti asuhan untuk sementara tidak dapat bersekolah dan masih mengandalkan bantuan dari berbagai pihak.
“Untuk anak panti sendiri ada 47 anak, otomatis mereka belum bisa sekolah. Usianya 6-17 tahun, yang tertinggal hanya baju di badan. Jadi untuk sekarang kita di pengungsian dulu di Kantor Lurah, syukur banyak yang datang membantu,” ujar Asna.
Tapi mereka belum bisa tenang di pengungsian karena menurut Asna, para korban kebakaran akan dipindahkan ke rumah warga karena kantor Lurah akan digunakan untuk pisah sambut Lurah.
“Tapi katanya kami mau dipindah ke depan jalan raya, di rumah warga sebab kantor Lurah akan di pakai untuk pisah sambut besok,” tambahnya.
Meski demikian, Asna mengaku pasrah karena paham bahwa Kantor Lurah harus kembali beroperasi, meski kejelasan para korban kebakaran ini belum ada.
“Tapi ya ini kan Kantor Lurah. Tidak enak juga kalau kami terus disini. Tapi kami berharap ada harapan bagi kami khususnya anak-anak ini kedepan, sambil menunggu tempat kami bisa ditinggali kembali,” tutupnya.
Padahal hingga berita ini diturunkan, belum ada pelantikan eselon 3 dan 4 dalam lingkup pemerintahan kota Manado, termasuk di dalamnya soal pergantian Lurah. (srisurya)
Manado – Korban kebakaran Panti Asuhan Ashobirin dan 19 kepala keluarga lainnya di kelurahan Kombos Barat, kecamatan Singkil saat ini mengungsi di Kantor Lurah Kombos Barat.
Kepada BeritaManado.com, Ketua Panti Asuhan Ashobirin Asna Iyaku mengatakan, sejak menempati tempat pengungsian, berbagai bantuan sudah terima, mulai dari alas untuk tidur, makanan dan minuman serta keperluan mandi.
Sumbangan yang datang pun dari berbagai pihak mulai dari pemerintah kota Manado, TNI, gabungan rescue, donatur, masyarakat dan pihak lainnya.
Akibat peristiwa tersebut, sedikitnya 47 anak panti asuhan untuk sementara tidak dapat bersekolah dan masih mengandalkan bantuan dari berbagai pihak.
“Untuk anak panti sendiri ada 47 anak, otomatis mereka belum bisa sekolah. Usianya 6-17 tahun, yang tertinggal hanya baju di badan. Jadi untuk sekarang kita di pengungsian dulu di Kantor Lurah, syukur banyak yang datang membantu,” ujar Asna.
Tapi mereka belum bisa tenang di pengungsian karena menurut Asna, para korban kebakaran akan dipindahkan ke rumah warga karena kantor Lurah akan digunakan untuk pisah sambut Lurah.
“Tapi katanya kami mau dipindah ke depan jalan raya, di rumah warga sebab kantor Lurah akan di pakai untuk pisah sambut besok,” tambahnya.
Meski demikian, Asna mengaku pasrah karena paham bahwa Kantor Lurah harus kembali beroperasi, meski kejelasan para korban kebakaran ini belum ada.
“Tapi ya ini kan Kantor Lurah. Tidak enak juga kalau kami terus disini. Tapi kami berharap ada harapan bagi kami khususnya anak-anak ini kedepan, sambil menunggu tempat kami bisa ditinggali kembali,” tutupnya.
Padahal hingga berita ini diturunkan, belum ada pelantikan eselon 3 dan 4 dalam lingkup pemerintahan kota Manado, termasuk di dalamnya soal pergantian Lurah. (srisurya)